Laporan Reporter Tribun Jogja, Riezky Andhika Pradana
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - PADA tahun 2014 dua personel yang tersisa dari Cangkang Serigala berusaha menafsirkan tahun Kuda Kayu Api dengan merilis album. Album dengan format akustik yang diberi judul 'The Home Front' ini direkam secara live di salah rumah tak berpenghuni tepat pada jam dua pagi.
Materi pada album ini jauh berbeda dengan ke dua album mereka sebelumnya, karena instrumen gitar akustik justru dijadikan medium utama untuk merespon setiap teriakan vokal gore, growl dan scream. Rabu malam, (25/6) Cangkang Serigala secara resmi merilis dan mempertontonkan aksi mereka di Kedai Kebun Forum, Jln Tirtodipuran 3, Yogyakarta.
Ambiugitas Cangkang Serigala yang ditampilkan sebelumnya dengan musik midi karaoke black metal justru dikembalikan dengan literatur komposisi tradisional Black Metal. Hal yang menarik dalam album ini adalah ambient suara dalam proses rekaman yang tidak direncanakan sebelumnya, justru terbangun menjadi satu kesatuan. Dalam album ini Cangkang Serigala menantang para pendengarnya untuk keluar dari Cangkang Serigala konvensional sebelumnya dalam mengapresiasi musiknya.
Menurut Arsita Pinandita frontman Cangkang Serigala, kali ini mereka lebih mengajak untuk melebur lebih dalam lagi pada repertoar kesunyian yang disuguhkan melalui lolongan, gonggongan dan teriakan. Oleh Cangkang Serigala komposisi ini di kultuskan menjadi genre 'BARK METAL'.
Cangkang Serigala dibentuk pada 2005 lalu di kampus Institut Seni Yogyakarta. Sejak awal didirikan, Arsita Pinandita langsung mengajak Ahmad Oka untuk bergabung. Grup ini pada awalnya memainkan musik midi karaoke, hal tersebut karena ketidakmahiran mereka dalam meminkan instrumen musik konvensional. Satu tahun tahun kemudian Ikhsan Syahirul Alim Nasution a.k.a Ican Harem bergabung sekaligus menasbihkan nama menjadi trio "Cangkang Serigala".
Personil Cangkang Serigala memang sering berkumpul untuk mengkurasi musik metal, dan mengotopsi internet. Mereka mentransformasikan kultur Black Metal yang penuh aroma satanis kedalam konteks konsumsi fashion, musik populer yang dipresentasikan dalam bentuk musik midi karaoke. Fenomena ini, menurut Arsita, bukan bermaksud memparodikan Black Metal, tapi lebih mengkonstruksikan lagi dan mengeksploitasi kedalam gelombang baru Black Metal.
Dengan minimnya skill dalam menggunakan instrumen musik, maka piranti digital dan software pemutar musik mejadi senjata utama mereka dalam setiap aksi panggungnya. Ekspresi bemusik mereka cukup dengan mengunduh file midi yang tersebar gratis di dunia maya, serta meresponnya dengan jeritan-teriakan dengan metode laiknya karaoke, karaoke metal lebih tepatnya.
Cangkang Seringala tidak hanya melakukan aktivitas produksi artistik (lirik, musik, visual), namun mereka juga mengekploitasi segala politik dan identitas budaya black metal, yaitu berdandan (corpse paint), spike, studed jacket/warvest, fake blood, dan bahkan atraksi teatrikal pemujaan setan dalam aksi panggunanya. Hal inilah yang akhirnya publik mengamini mereka sebagai Black Metal Karaoke.
Dalam perkembangannya kelompok ini telah mempertontonkan pertunjukan mereka di beberapa kota besar, diantaranya Surabaya, Bandung, Jakarta, Solo, Bali dan Yogyakarta. Bahkan ke dua personilnya pernah memperoleh kesempatan bermain di luar negeri, diantaranya Filipina dan Australia.
Tidak jarang dalam setiap aksi panggungnya Cangkang Serigala tidak bermain lengkap tiga orang, seringkali dua, bahkan satu orang saja. Selain karena ketidak cocokan jadwal gigs mereka dengan aktifitas setiap personilnya, hal ini lebih menunjukkan bahwasannya grup ini lebih nengedepankan konteks bermain musik secara instan.
Projek seni "Seeing Black" volume 1 yang juga debut album perdana Cangkang Serigala dirilis bersamaan dengan perhelatan besar pameran kolektiv seni Jogja Agro Pop (2011). Setahun kemudian album ini dirilis oleh Lumbung Angker Record, yang merupakan salah satu net label Black Metal dari Svkatani, Jawa Barat. "Seeing Black" volume 2 telah disempurnakan materi lagunya dengan penambahan 2 track live saat konser di Jakarta pada tahun 2010.
Tidak hanya bermain musik, Cangkang Serigala juga memproduksi visual untuk direlasikan dengan musik mereka. Pada tahun 2007 grup ini resmi merilis situs www.cangkangserigala.tk sebagai alat publikasi aktifitas musik, visual, serta dokumentasi kegiatan mereka. Menurut Arsita, dengan dunia internet inilah jangkauan Cangkang Serigala menjadi semakin meluas dan memeroleh tanggapan yang sangat luas. Selain itu, lanjutnya, situs tersebut untuk memposisikan keberadaan Cangkang Serigala dalam hubungan seni visual dan kultur musik metal yang dialektik. (Tribunjogja.com)
cangkangserigala.tk
soundcloud.com/cangkang-serigala
facebook.com/bark.cangkangserigala
bark.cangkangserigala@gmail.com
+628175416118
+6285729496973