Laporan Reporter Tribun Jogja, Hamim Thohari
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Setiap menjelang bulan Ramadan, banyak tradisi yang dilakukan oleh umat Islam di Indonesia. Salah satunya adalah berziarah ke makam keluarga atau nyekar. Selain mendoakan keluarga mereka yang telah meninggal, tradisi nyekar juga dimanfaatkan untuk merawat dan membersihkan makam.
Menjelang Ramadan tahun ini, di beberapa tempat pemakaman umum Yogyakarta dipenuhi warga yang melaksanakan tradisi ini. Seorang peziarah mengatakan, ia beserta keluarganya melaksanakan tradisi nyekar menjelang Ramadan ini rutin setiap tahun.
"Setiap menjelang Ramadan, saya bersama keluarga selalu menyempatkan waktu untuk berziarah ke makam orang tua dan kakek nenek, kebetulan makam mereka berada di tempat yang sama. Kami sengaja datang dari Semarang hanya untuk berziarah" ungkap Ruli Hanantya, salah seorang peziarah di Pemakaman Umum Krapyak.
Mugi Harjono (83), selaku salah satu juru kunci Pemakaman Umum Krapyak menyatakan, peningkatan jumlah peziarah di makam Krapyak dimulai dari masuknya bulan Ruwah/ Sya'ban. Tetapi terjadi puncak kunjungan peziarah ketika bulan Ruwah/ Sya'ban memasuki pertengahan. "Mulai seminggu yang lalu makam Krapyak mulai ramai dikunjungi peziarah", ungkap Mugi Harjono.
Selain Pemakaman Umum Krapyak, Pemakaman Umum Kuncen yang terletak di Kecamatan Wirobrajan Yogyakarta juga ramai dikunjungi peziarah. Sugiyana (49), selaku pelayanan makam sekaligus merangkap juri kunci Makam Kuncen menyatakan, saat menjelang puasa jumlah pengunjung bisa meningkat hingga 10 kali lipat dibanding hari biasa. "Jumlah peningkatan peziarah mulai terasa meningkat sekitar 15 hari menjelang puasa", terang Sugiyana.
Walaupun setiap menjelang Ramadan peziarah selalu ramai, tetapi tiap tahunnya selalu ada penurunan jumlah peziarah. "Peziarah yang nyekar di bulan Ruwah/ Sya'ban, tiap tahunnya mengalamai penurunan sekitar 18 persen. Sudah banyak orang yang tidak mengaharuskan ziarah di bulan Ruwah. Mungkin orang – orang sudah banyak meninggalkan tradisi nyekar di Bulan Ruwah", terang Sugiyana.
Kondisi ramainya peziarah yang berkunjung ke makam menjelang Ramadan, dimanfaatkan oleh warga di sekitar Makam Krapyak maupun Makam Kuncen untuk mengais rejeki. Warga sekitar kedua pemakaman tersebut menjadi pembersih makam dadakan.
Mereka membantu para peziarah untuk membersihkan makam. Menurut keterangn Mugi Harjono, di makam Krapyak yang memiliki luas delapan hektar tersebut, jika menjelang Ramadan tedapat lebih dari 60 pemebersih makam dadakan.
Rejeki dari banyaknya peziarah menjelang ramadan tidak hanya dirasakan oleh warga sekitar makam saja. Trikuswati penjual kembang tabur yang berjualan di Pasar Kranggan juga merasakannya. Menjelang Ramadan, dia mampu menjual bunga hingga tujuh kali lipat dari biasa. "Jika hari biasa saya hanya menjual satu ules (kantong) kembang, maka sekarang saya bisa menjual 10 ules", ungkap Trikuswati.(mim)
Anda sedang membaca artikel tentang
Jelang Ramadan, Warga Yogya Ziarah Ke Makam Leluhur
Dengan url
http://jogyamalioboro.blogspot.com/2014/06/jelang-ramadan-warga-yogya-ziarah-ke.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Jelang Ramadan, Warga Yogya Ziarah Ke Makam Leluhur
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Jelang Ramadan, Warga Yogya Ziarah Ke Makam Leluhur
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar