Laporan Reporter Tribun Jogja, Ekasanti Anugraheni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta adanya revisi program-program keistimewaan 2014. Sultan minta adanya perubahan prioritas program keistimewaan.
Program-program pembangunan infrastruktur yang harus melalui proses lelang 40 hari ditunda dulu. Anggaran termin satu diprioritaskan untuk penyelenggaraan event kesenian di desa-desa. Misalnya, pementasan wayang dan ketoprak secara rutin dari desa ke desa.
"Kan sudah banyak dalang yang ngantre. Coba diprioritaskan untuk program pemberdayaan masyarakat desa agar serapannya lebih banyak. Jadi masyarakat juga dilibatkan," papar Sultan, dijumpai di Bangsal Kepatihan, Selasa (24/6).
Usulan Sri Sultan itu menjawab minimnya serapan Dana Keistimewaan (danais) 2014 yang baru terserap 10 persen atau Rp14 miliar dari total anggaran yang digelontorkan Rp523 miliar. Minimnya serapan Dana Keistimewaan akibat belum siapnya organisasi Pemda mengelola kucuran anggaran dari pusat itu. Untuk itu, Gubernur meminta adanya revisi program-program keistimewaan 2014.
"Hla iya (serapan rendah, Red). Karena organisatoris Pemda DIY dan pemkab/pemkot sebenarnya belum siap mengelola danais," ujar Gubernur . Pernyataan Gubernur itu sejalan dengan penjelasan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah DIY Tavip Agus Rayanto kemarin.
Hingga akhir pekan lalu, serapan danais hanya Rp 14 miliar. Angka itu hanya sekitar 10 persen dari total alokasi termin pertama Rp130 miliar. Padahal, akhir Juli ditargetkan serapan sudah mencapai 80 persen untuk mencairkan kemudian mencairkan danais termin kedua. Jika tidak, pencairan danais termin dua, Rp287 miliar akan molor.
Kewalahan
HB X menilai, masalah utamanya ada di jumlah personel Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota belum disiapkan. Akibatnya, mereka kewalahan mengelola anggaran yang jumlahnya naik drastis selama dua tahun ini. "Biasa mengelola Rp400 juta, saiki miliaran kan yo bingung," tutur HB X.
Apalagi, di level kabupaten/kota, Dinas Kebudayaan dengan Dinas Pariwisata ini digabung jadi satu lembaga. Di dalamnya hanya ada sekitar empat bidang. Padahal, kebudayaan dan pariwisata dapat porsi anggaran terbesar. Jumlahnya hampir 70 persen dari total danais setahun.
Kesiapan kelembagaan Pemda baru dimungkinkan pada 2015. Rencananya, Pemda akan membentuk Badan Kebudayaan DIY. Badan tersebut adalah pelebaran organisasi Dinas Kebudayaan. Akan ada 17 kepala bidang dan 21 kepala seksi di dalamnya. Tapi itu masih menunggu penetapan Perdais Kelembagaan yang baru dibahas dewan akhir Juli mendatang.
Sebelumnya masyarakat pedukuhan mengeluhkan danais belum dirasakan hingga di level masyarakat terbawah. Ketua Paguyuban Dukuh se-DIY 'Semar Sembogo' Sukiman Hadiwijoyo pernah menyampaikan hal itu ke DPRD DIY Mei lalu. "Banyak warga yang bertanya, perwujudan keistimewaan ini sampai mana? Kok belum terasa sampai dukuh," ucap Sukiman. (Tribunjogja.com)
Anda sedang membaca artikel tentang
Sultan Minta Danais Prioritas untuk Desa
Dengan url
http://jogyamalioboro.blogspot.com/2014/06/sultan-minta-danais-prioritas-untuk-desa.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Sultan Minta Danais Prioritas untuk Desa
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Sultan Minta Danais Prioritas untuk Desa
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar