TRIBUNJOGJA.COM, SEMARANG - Kabar duka menyelimuti dunia kesenian wayang Kota Semarang. Dalang kesenian wayang potehi satu-satunya di Kota Semarang, bahkan di Jateng, Thio Tiong Gie, atau yang akrab disapa Teguh Chandra Irawan, meninggal dunia pada Rabu (20/8) siang sekitar pukul 13.00 di RS Pantiwilasa, Kota Semarang.Thio Tiong Gie meninggal di usia 81 tahun akibat komplikasi penyakit. Cucu Thio Tiong Gie, Kumala Dewi, mengatakan, kakeknya awalnya menderita diabetes. Setelah berjalannya waktu, penyakit lainnya seperti liver juga menggerogoti tubuh Thio Tiong Gie.
"Awalnya diabetes, lalu ada liver juga," ujar wanita yang akrab disapa Lulu itu, kepada Tribun Jateng, Rabu (20/8).
Ditemui di kediaman Thio Tiong Gie di Jalan Petudungan, kawasan Pecinan, Kota Semarang, Lulu mengatakan, kakeknya dalam sebulan terakhir telah keluar masuk rumah sakit akibat penyakitnya tersebut.
Hingga Rabu malam, jenazah Thio Tiong Gie disemayamkan di RS Pantiwilasa, Citarum, Kota Semarang. Rencananya, Thio Tiong Gie akan dikebumikan di Boja, Kendal, pada Minggu (24/8). "Nanti dikebumikan di Boja," terang Lulu.
Meski demikian, anak keempat Thio Tiong Gie, Thio Haouw Liep, atau Heri Candra (48) menyatakan, keluarga masih berembuk untuk menentukan apakah Thio dikremasi atau dikebumikan. "Kalau dikremasi di Kedungmundu, kalau dikebumikan kami bawa ke Boja, Kendal," katanya.
Heri yang juga seorang pelatih dan pengrajin barongsai itu menyatakan, ayahnya sudah empat kali dirawat di rumah sakit akibat penyakit yang dideritanya. Yang terkahir kali, ayahnya dirawat selama 11 hari hingga menghembuskan nafas terakhir.
Heri menuturkan pesan terakhir ayahnya sebelum meninggal agar selalu menghormati sesama manusia, khususnya tamu yang bertandang ke rumah. Ayahnya juga berpesan agar wayang-wayangnya dimasukkan peti dan disimpan baik baik.
"Tidak ada orang tua sebijak beliau. Meski dalam kondisi sakit, masih melayani tamu, mahasiswa yang wawancara terkait sejarah, bahkan terakhir main wayang potehi di Sukabumi," paparnya.
Thio Tiong Gie dikenal sebagai satu-satunya dalang wayang potehi di Jateng. Bahkan di Indonesia, Thio Tiong Gie merupakan seorang pesohor yang terkenal sangat mahir memainkan karakter wayang potehi.
Thio Tiong Gie kerap diundang untuk memainkan wayang potehi hingga keluar provinsi ini, seperti Jawa Barat, Jakarta, hingga Surabaya.
Dalam wawancara terakhir dengan Tribun Jateng menjelang akhir tahun lalu, Thio sempat prihatin dengan ketiadaan penerus dalang wayang potehi. "Saya satu-satunya dalang (wayang potehi-Red) di Semarang, ndak ada penerusnya. Anak saya pun ndak mau," kata pria yang mempunyai empat anak itu.
Sejak berkarier 56 tahun lalu, tidak ada satupun yang tertarik menjadi penerusnya di Semarang. Thio juga tidak tahu kenapa kesenian itu tak ada peminat.
Jangankan meneruskan untuk memainkan boneka-boneka berkostum pakaian tradisional China dan wajah berhias aneh, orang Semarang yang mau mempelajarinya pun tak ada. Tak berlebihan bila ia pun gelisah wayang potehi akan punah.
Menurut dia, satu-satunya yang mewarisi keahliannya adalah Mujiono, yang tinggal di Surabaya. Mujiono berlatar Jawa dan telah mengikutinya selama lima tahun di masa lampau. Hanya dengan mengikutinya, Mujiono mahir menjadi dalang potehi di Surabaya.
"Ia ikut saya ketika saya baru jadi dalang selama lima tahun. Ia cerdas orangnya, paham betul cara saya memainkan wayang. Pertama saya ndalang itu di Cianjur (Jawa Barat) pada umur 27 tahun," ujar pria kelahiran Demak, 6 Januari 1933 itu. (Tribuncetak/Muhammad Radlis)