Laporan Reporter Tribun Jogja, Rento Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Rumah sejuk tanpa AC, mungkinkah? Pertanyaan tersebut menjadi tantangan di tengah pola pikir praktis dan instan yang semakin menguat saat ini. Namun, di tangan yang tepat, hal tersebut mungkin saja.
Satu solusi rumah tanpa AC adalah penerapan rumah berkonsep tropis. Rumah yang mengutamakan energy alami daripada konsumsi energy dalam teknologi ini pun mulai digemari. Beberapa developer di Yogya telah melirik konsep ini.
Sejuk yang dihasilkan AC memang menjadi solusi instan. Namun ketika listrik padam, tentunya masalah telah menanti. Ruangan yang didesain serba tertutup pun menjadi gerah dan pengap.
Alih-alih memilih solusi instan, pemilik rumah yang cerdas tentu mempertimbangkan solusi lain yang lebih alami. Meski mungkin lebih rumit, namun solusi alami memberikan banyak kelebihan.
Mamang mengatakan, untuk membuat rumah sejuk, konsep rumah tropis menawarkan solusi yang bisa dijadikan rujukan. Banyaknya bukaan, pemakaian material alam, hingga penempatan kolam bisa membuat rumah lebih sejuk.
"Banyaknya bukaan membuat aliran udara lebih lancar. Udara jadi bergerak dan tidak terperangkap ruangan. Sementara pemakaian material alam membuat rumah terasa menyatu dengan lingkungan sekitar," ungkap Arsitek dari PT Patroon Arsindo, Firmansyah.
Selanjutnya, untuk mendinginkan rumah, penempatan kolam juga menjadi solusi yang baik. Air yang ada di kolam yang ditempatkan di depan rumah tentu membawa atmosfir sejuk.
"Udara yang masuk, istilahnya, didinginkan terlebih dahulu oleh air yang ada di kolam. Namun tentu saja, untuk menghindari kolam menjadi sumber penyakit, perawatan rutin juga harus dilakukan pada kolam tersebut," tegasnya.
Terpisah, Arsitek dari Hebat Group, Aris Kristiawan mengatakan hal senada. Banyaknya bukaan pada rumah bisa menjadi solusi rumah sejuk tanpa AC. Sirkulasi udara yang lancar menjadi solusi untuk mendinginkan rumah.
"Untuk rumah yang ingin sejuk tanpa AC, yang banyak dimainkan tentu pada bukaan rumah misalnya pintu dan jendela. Juga, tinggi plafon juga bisa dimainkan agar udara mengalir lancar. Di rumah peninggalan Belanda banyak yang terasa sejuk karena memiliki plafon tinggi. Itu contohnya," jelas Aris.
Meski banyak bukaan, namun tetap saja ada yang harus dihindari. Menurut Aris, yang harus dihindari adalah pemasangan kaca pada bukaan rumah. Kaca disini yang dimaksud adalah kaca yang tertutup permanen.
"Kalau mau pasang bukaan yang ada kacanya, sebaiknya yang bisa dibuka. Kalau tidak tepat, pemasangan kaca pada bukaan malah akan menjadi media pemanas ruangan. Sebabnya, cahaya dan panas masuk, sementara sirkulasi udara terhambat," jelasnya.
Satu aspek penting rumah yang bisa dipakai untuk membuat sirkulasi udara lancar adalah cross ventilasi. Maksudnya, bukaan rumah tidak langsung saling berhadapan namun bersilangan (cross).
"Misalnya dalam satu ruangan, pintu yang ada tidak saling berhadapan. Pintu ke ruangan berikutnya kalau bisa terletak di sudut sebelahnya. Hal ini dimaksudkan agar udara berputar dulu di ruangan, tidak langsung. Kalau langsung, maka udara yang sudah ada di ruangan tersebut bisa terperangkap. Hasilnya, ruangan jadi pengap," paparnya.
Berikutnya, bukaan yang bisa diterapkan adalah roster pada bagian gunungan rumah. Kebanyakan rumah pada zaman dulu terasa lebih dingin karena keberadaan roster ini. Bagian atap yang tidak memiliki roster cenderung memerangkap udara sehingga panas tidak bisa terbuang.
Berikutnya, agar rumah lebih sejuk tentu memerlukan suplai oksigen yang cukup. Dalam hal ini peran tanaman cukup penting. Semakin banyak dan besar tanaman yang ada di sekeliling rumah, tentu suasana lebih rindang dan sejuk. (*)