TRIBUNJOGJA.COM, JOGJA - Tak seorangpun di antara 216 penumpang dan 12 kru di penerbangan Airbus A330-200 Air France 447 menyangka perjalanan mereka akan berakhir di tengah Samudera Atlantik.
Cuaca cukup cerah saat pesawat meninggalkan Bandar Udara Internasional Rio de Janeiro-Galeao di Rio de Janeiro, Brasil. Tujuannya Bandar Udara Paris-Charles de Gaulle di Paris, Prancis.
Pesawat lepas landas Minggu, 1 Juni 2009, pukul 19.00 waktu setempat. Ketibaan di Paris, Senin pukul 11.15 waktu setempat (sekitar 16.15 WIB). Tiga jam enam menit setelah terbang, pesawat menghilang dari radar ATC Rio de Janeiro-Galeao.
ATC Senegal di Benua Afrika yang bisa memantau juga kehilangan jejak. Komputer di pabrik Airbus di Toulousse, Prancis, yang bisa memonitor pergerakan A330-200 berdasarkan pergerakan mesinnya juga putus kontak.
Semua yang bertanggungjawab atas penerbangan itu bingung dan bertanya-tanya, apa yang terjadi pada pesawat tersebut? Di manakah mereka?
Air France 447 saat itu diterbangkan Kapten Pilot Marc Dubois (58), pemilik 11.000 jam terbang. Ia dibantu Kopilot David Robert (37), dan Pierre-Cedric Bonin (32), pilot muda yang belum banyak pengalaman menerbangkan pesawat berbadan lebar itu.
Pencarian segera dilakukan militer Brasil, Prancis, AS, dibantu sejumlah negara. Pencarian fokus di tengah Samudera Atlantik, di koordinat terakhir pesawat itu terlihat. Seminggu kemudian tim SAR baru menemukan jejaknya dari belasan jasad yang terapung-apung di lautan.
Pada 8 Juni 2009, stabilizer vertikal pesawat ini ditemukan. Pada 17 Juni, 50 jenazah awak dan penumpang telah ditemukan. Mengingat tak ada lagi jejak yang terlihat, operasi pencarian korban dihentikan 26 Juni 2009. Namun pelacakan bangkai pesawat terus dilakukan.
Tim memburu kotak hitam (black box) berisi Flight Data Recorder (FDR) dan Voice Cocpit Recorder (VCR). Pada 6 Mei 2010, kotak hitam pesawat diketahui lokasinya. Setahun kemudian, tepatnya 1 Mei 2011, kotak hitam pesawat diangkat dari dasar samudera.
Keduanya dalam keadaan baik. Pengangkatan dilakukan kontraktor swasta AS, Phoenix International, yang sebelumnya juga sukses mengangkat kotak hitam AdamAir 574, dari dasar Selat Makassar yang sangat dalam.
Sebelum bangkai pesawat dan bukti kotak hitam ditemukan, spekulasi sebab dan kronologi jatuhnya pesawat bermunculan. Ada yang mendua pesawat dibajak dan diledakkan di udara. Spekulasi lain, pesawat terjebak badai petir, lumpuh, dan terjun bebas ke laut.
Masalah Instrumen
Investigasi awal menemukan adanya laporan dari sistem pesan otomatis pesawat (ACARS) yang menandakan pesawat mengalami masalah instrumen (terutama pada pembacaan indikator kecepatan udara, yang menandakan ada masalah pada sistem pitot-statik.
Diperkirakan pipa pitot ini terhalang, sehingga mengganggu pembacaan indikator dan kelistrikan, bersama dengan dekompresi akibat turbulensi, diduga akibat cuaca buruk (badai tropis) yang dilaporkan terjadi oleh otoritas cuaca setempat.
Pipa pitot yang terletak di samping moncong pesawat diduga diselimuti lapisan es, yang umumnya muncul di awan Cumulonimbus ekstrem. Pesawat itu diketahui pernah mengalami ketidaksamaan pembacaan kecepatan udara pada instrumen.
Laporan lain menyebutkan kejadian serupa pernah dialami beberapa pesawat Airbus A330, A320, dan A340. Pada 27 Mei 2011, penyelidik kecelakaan udara Prancis, Bureau d'Enquêtes et d'Analyses pour la Sécurité de l'Aviation Civile (BEA), mengumumkan hasil penyelidikan.
Kesimpulan sementara setelah menganalisis perekam data penerbangan (FDR), pesawat jatuh ke laut dalam keadaan utuh akibat aerodynamic stall, tidak seperti spekulasi sebelumnya yang menyatakan pesawat hancur di udara.
Penyebab stall bukan akibat kesalahan mekanis maupun cuaca buruk, melainkan akibat kru yang menaikkan hidung pesawat hingga kecepatan pesawat tidak cukup untuk mempertahankan gaya angkat yang memadai. Dengan demikian tragedi itu ada sumbangan besar human error.
Pada menit-menit terakhir sebelum pesawat mengalami masalah, terungkap Kapten Pilot Marc Dubois meninggalkan kokpit untuk istirahat. Ia menyerahkan kursinya ke pilot cadangan, David Robert, yang baru saja bangun dari tidurnya.
Saat itu kendali penerbangan ada di tangan Pierre-Cedric Bonin, pilot muda belum berpengalaman. Saat pitot statik bermasalah, instrumen pesawat mengeluarkan peringatan. Bonin kebingungan karena sistem otomatis pilot langsung mati.
Robert yang baru saja masuk kokpit belum sepenuhnya memahami situasi. Tiba-tiba pesawat mengalami stall, atau kehilangan daya angkat. Bonin menarik tuas kendali, sehingga moncong pesawat mendongak. Kapten Dubois yang kemudian masuk kokpit terlambat mengatasi masalah.
Kesalahan yang lain yang juga menentukan, Kapten Pilot Dubois sebelumnya tidak menganalisis kondisi cuaca dengan baik dan menyiapkan rute alternatif menghadapi badai hebat di rute penerbangannya, akibat laporan cuaca yang tidak memadai.
Dari analisis semua data, pesawat yang kehilangan daya angkat dan moncongnya mendongak itu dengan cepat turun dari ketinggian 34 ribu kaki, terus turun...turun...turun, dan akhirnya menghantam permukaan laut pada kecepatan lebih kurang 200 kilometer per jam.
Dwuaarrrrrrr!! Hantaman (impact) itu menyebabkan pesawat hancur dan terlempar menjadi beberapa bagian besar, sebelum tenggelam ke dasar samudera berikut sebagian besar penumpangnya.
Posisi jatuhnya badan pesawat hampir sejajar dengan permukaan laut, bukan meluncur deras dengan moncong terlebih dahulu menghantam permukaan air. Grafis yang dibuat tim Tribun Jogja ini mengilustrasikan penyebab dan kronologi jatuhnya Air France 447.
Mungkinkah AirAsia QZ 8501 bernasib sama dengan pesawat Air France 447, mengingat ada sejumlah kesamaan pabrikan, produk dan jenis pesawat, serta kondisi cuaca ekstrem di rute penerbangan yang dilalui?
Para ahli BMKG Indonesia dalam analisis awalnya menyimpulkan cuaca ekstrem di ketinggian 32 ribu hingga 34 ribu kaki telah melumpuhkan instrumen pesawat, dan membuat QZ 8501 kehilangan daya, stall, kemudian jatuh ke Selat Karimata. (Setya Krisna Sumarga)
Anda sedang membaca artikel tentang
NEWSGRAPHIC : Mengerikan! Ini yang Terjadi pada Air France 447
Dengan url
http://jogyamalioboro.blogspot.com/2015/01/newsgraphic-mengerikan-ini-yang-terjadi.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
NEWSGRAPHIC : Mengerikan! Ini yang Terjadi pada Air France 447
namun jangan lupa untuk meletakkan link
NEWSGRAPHIC : Mengerikan! Ini yang Terjadi pada Air France 447
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar