Laporan Reporter Tribun Jogja, Iwan Al Khasni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - UANG dan stadion jadi kendala PSIM Yogyakarta pada sisa kompetisi putaran kedua Divisi Utama (DU) 2014 yang akan berakhir pada Agustus. Tak hanya gaji pemain dan ofisial tertunda dua bulan, mereka dihadapkan pula pada kebingungan menentukan tempat penyelenggaraan laga derbi melawan PSS Sleman, mengawali laga lanjutan kompetisi musim ini.
PSIM sempat merasakan angin segar saat mendapatkan kucuran dana dari sponsor produk ban. Mereka berharap, dana serupa muncul lagi pada sisa kompetisi yang akan selesai pada akhir Agustus.
Sayang, impian itu buyar seiring direnovasinya tribun penonton Stadion Mandala Krida. Laskar Parang Biru dijadwalkan jadi tuan rumah menghadapi tim tetangga, PSS Sleman, pada 8 Agustus 2014.
Namun, Mandala Krida tak bisa dipakai lantaran direnovasi. Pada sisi lain, pertandingan itu penting menentukan posisi PSIM, setelah jeda kompetisi terbentur pemilihan umum (Pemilu), Ramadan dan Idul Fitri.
Pada klasemen sementara Grup V Divisi Utama (DU) Liga Indonesia, PSIM berada di peringkat pertama perolehan poin 18 dengan 16 gol kebobolan 8 gol. Sedangkan PSS berada di peringkat keempat dengan poin 15 dengan 19 gol kebobolan 8 gol.
Posisi keduanya masih bersaing dengan PSBI Blitar yang nangkring di posisi kedua dan Perseman Manokwari peringkat tiga.
Pelatih PSIM Yogya, Seto Nurdiyantara, langsung mengadakan latihan setelah beberapa hari pemain mogok lantaran menuntut gaji yang tertunggak dua bulan. Latihan itu digelar setelah manajemen memberikan gaji pemain, meski hanya satu bulan, pada Senin (21/7) sore.
"Materi latihan masih ringan, kita hanya ingin mengembalikan sentuhan bola dari pemain setelah beberapa hari libur latihan," kata Seto.
Tak semua pemain hadir pada sesi latihan kemarin. Beberapa pemain yang diketahui absen adalah Topas Pamungkas, Rangga, Andika dan Tulus Saptianto dengan alasan ketidakhadiran yang berbeda.
"Beberapa pemain luar kota, apalagi luar Jawa memang mendapat perlakuan berbeda, kami memahami kondisi mereka," kata Seto.
Menurut Seto, latihan kemarin sebagai bentuk sikap profesional pemain dengan klub. Artinya, latihan dilakukan bukan hanya sebatas karena gaji mereka telah dibayarkan selama satu bulan.
"Latihan kemarin bukan karena gaji mereka dibayarkan, tapi karena pemain memang ingin berlatih," kata Seto.
Ditambahkan Seto, mulai Selasa (22/7) hari ini, pemain mulai diliburkan. Latihan rutin, rencananya, akan dilakukan pada 4 Agustus mendatang sebagai persiapan laga melawan PSS Sleman.
Dua gaji yang tertunda sudah terselesaikan satu, manajemen masih punya satu tunggakan gaji satu kali bulan lagi yang harus diselesaikan sebelum musim kompetisi berakhir. "Uang gaji sudah kami berikan langsung kepada pemain tadi sore (Senin kemarin, Red)," ungkap Manajer Operasional yang juga Sekretarus PSIM, Jarot Sri Kastawa.
Sementara soal stadion untuk laga derbi melawan Laskar Elja, manajemen PSIM dan panitia penyelenggara belum menentukan lokasi, meski muncul sejumlah usulan semisal Lapangan AAU, atau Stadion Sultan Agung.
"Untuk itu belum ditentukan," imbuhnya. (Tribunjogja.com)
Anda sedang membaca artikel tentang
Uang dan Stadion Jadi Kendala PSIM Jalani Kompetisi
Dengan url
http://jogyamalioboro.blogspot.com/2014/07/uang-dan-stadion-jadi-kendala-psim.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Uang dan Stadion Jadi Kendala PSIM Jalani Kompetisi
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Uang dan Stadion Jadi Kendala PSIM Jalani Kompetisi
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar