Laporan Reporter Tribun Jogja, Ekasanti Anugraheni dan Niti Bayu
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menegaskan, saat ini waktunya melakukan tindakan tegas untuk mewujudkan rasa aman bagi warga Yogyakarta. Gubernur menyatakan rangkaian kekerasan selama ini bentuk pelanggaran hukum.
"Saya ini bukan selebriti, jadi tidak mesti bicara dengan pers. Saya tidak butuh statement, yang penting tindakan," kata Gubernur seusai menemui Dubes Republik Hongaria untuk Indonesia, Szilveszter Bus di Gedhong Wilis, Kepatihan, Senin (2/6/2014).
Sri Sultan HB X menyatakan dirinya tidak berdiam diri menyaksikan aksi-aksi main hakim sendiri yang terjadi selama ini. Ia terus menjalin koordinasi dengan Komandan Korem dan Kapolda DIY.
Dua kekerasan terjadi di Sleman pada Kamis (29/5/2014) dan Minggu (1/6/2014). Sekelompok massa menyerang rumah yang dijadikan tempat ibadah rosario dan latihan koor di Perum YKPN, Tanjungsari, Sukoharjo, Ngaglik, Sleman.
Selain merusak bangunan, pemilik rumah Julius Felicianus dikeroyok hingga luka parah. Tulang selangka Direktur Penerbitan Galangpress itu patah. Peristiwa kedua perusakan bangunan di Pangukan, Tridadi, Sleman, yang dipakai untuk ibadah setelah setahun disegel.
Dari rangkaian peristiwa ini, jajaran Polri baru menangkap satu orang berinisial Kh. Pria warga Sukoharjo ini diduga aktif menggerakkan teman-temannya untuk menyerang rumah Julius, dan juga menganiaya pemilik rumah.
Hingga kemarin, belum ada perkembangan berarti hasil penyelidikan aparat Polri. Dua orang tetangga Julius yang diduga terlibat aktif penyerangan melibatkan sekitar 8-10 orang itu juga belum ditemukan jejaknya.
Sedangkan aksi perusakan bangunan di Pangukan, Sleman, hingga kemarin juga belum ada seorangpun yang dimintai pertanggungjawaban. Sebelumnya, seri kekerasan melibatkan massa terjadi di Sorowajan saat kantor LKiS diserbu dan diobrak-abrik.
Perkumpulan keluarga korban revolusi 1965 di Godean, Sleman, dibubarkan paksa massa. Aksi itu disertai kekerasan yang melukai sejumlah orang. Berikutnya, makam Ndoro Purbo di Semaki diobrak-abrik serombongan orang yang membawa pedang dan pentungan.
Kekerasan lain yang tak kalah menakutkan terjadi Maret tahun lalu ketika serombongan pria bersenjata api menyerbu Lapas Cebongan, membunuh empat tahanan titipan di depan banyak penghuni penjara itu.
Kemudian ada penembakan Lestanto Budiman alias Lobo (aktivis dan caleg PDIP) di Babarsari, penembakan yang menewaskan Agus Susetyo (sipir LP Wirogunan) dan terakhir penembakan tokoh senior Kotikam, Harun Al Rasyid. Dari rentetan kasus penembakan brutal ini, baru kasus penyerbuan Lapas Cebongan yang diproses hukum cukup tuntas.
Dialog sudah
Masih terkait eskalasi kekerasan yang merusak harmoni DIY, Sultan menolak saat diminta menyampaikan imbauan ke warga. Baginya, sekarang sudah bukan saatnya lagi mengimbau maupun berdialog dengan kelompok-kelompok masyarakat.
Hal semacam itu sudah pernah dilakukan Gubernur tahun lalu. Ia berjumpa dengan perwakilan masing-masing kelompok dan organisasi masyarakat.
"Kelompok-kelompok itu sudah pernah dialog dengan saya di Sleman. Ya, sekarang tindakan hukum saja," tandas HB X. "Penegakan hukum yang akan memberi rasa aman dan nyaman bagi warga," imbuhnya.
Raja Keraton Kasultanan Yogyakarta ini pun menyatakan ketidaksenangannya melihat kasus-kasus kekerasan fisik di DIY. "Masyarakat Yogya tidak punya sejarah kasus kekerasan semacam itu," ucap Gubernur yang baru saja menerima penghargaan tokoh pluralisme di Jayapura, Papua, akhir bulan lalu.
Karenanya, Pemda DIY harus memfasilitasi terciptanya rasa aman bagi warga. Jangan sampai ada pihak yang merasa menang sementara ada pihak lain yang merasa dikalahkan. Terutama dalam hal kerukunan beragama.
"Selama agama apapun diakui konstitusi, saya wajib menjaga rasa adil bagi masyarakat," tandas HB X. Sedianya, pada tanggal 6 Juni 2014 mendatang, Gubernur juga akan memperpanjang Nota Kesepahaman (MoU) Antikekerasan bersama Polda DIY.
Ia berharap, MoU ini bisa mendukung pemberantasan aksi-aksi kekerasan di DIY. "Jangan hanya jadi macan kertas, tapi macan di lapangan," tegasnya.
Jusuf Kalla
Di tempat terpisah, Calon Wakil Presiden Jusuf Kalla kemarin juga menegaskan tidak boleh tidak ada kekerasan yang tidak ditindak.
"Saya sampaikan rasa prihatin, dan simpati. Tidak boleh ada kekerasan yang tidak ditindak, apalagi kalau sampai melibatkan unsur SARA," kata JK, sapaan akrabnya di RS Panti Rapih. JK kemarin membesuk Julius Felicianus yang habis dioperasi tulang bahu atau tulang selangkanya.
Mediator perdamaian Poso dan Aceh itu menyampaikan rasa herannya terhadap apa yang terjadi di Yogyakarta. Menurut JK, selama ini DIY dikenal tempat yang begitu toleran, tenteram, dan damai.
Karena itu, ia berharap aparat bisa berindak tegas dalam menangani kasus kekerasan, apalagi jika memang melibatkan unsur SARA. Ia mengatakan, dalam negara yang secara jelas berdasar pada Undang-Undang dan Pancasila, peristiwa pelanggaran hukum, kekerasan, dan pelanggaran HAM tidak bisa dibiarkan begitu saja.
"Mengapa ada orang mau berdoa di rumah, lantas ada yang marah?" kata JK. Mantan Wakil Presiden RI itu juga mengakui, Julius adalah bagian dari relawan pendukung pasangan Capresnya, Joko Widodo.
"Tapi bukan karena alasan itu saya datang ke sini. Tapi karena ada korban kekerasan, apalagi karena SARA," kata pria kelahiran Bone, Sulawesi Selatan itu. Menurutnya penegakan hukum bukan berlandaskan rasa benci maupun balas dendam.
Kondisi Julius yang dikeroyok penyerang di jalan depan rumahnya semakin membaik. Dokter yang menangani operasi, dr Alexander Matius SpOT, menjelaskan, operasi ke pasien antara lain memasang pen, delapan hole, serta enam skrup untuk menyambung kembali tulang bahu.
"Operasi lancar, kondisi baik. Tapi untuk penyembuhan keseluruhan masih butuh waktu karena ada cedera di kepala dan mata kanan yang memerah," kata Alex. Untuk operasi tulang selangka sendiri, Alex memperkirakan tak memerlukan waktu lama hingga sembuh.(Tribunjogja.com)
Anda sedang membaca artikel tentang
Sultan Minta Tindak Tegas Pelaku untuk Yogya Aman
Dengan url
http://jogyamalioboro.blogspot.com/2014/06/sultan-minta-tindak-tegas-pelaku-untuk.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Sultan Minta Tindak Tegas Pelaku untuk Yogya Aman
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Sultan Minta Tindak Tegas Pelaku untuk Yogya Aman
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar