Laporan Reporter Tribun Jogja, Niti Bayu Indrakrista
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Menghadapi suatu pernikahan, persiapan adalah poin yang sangat penting. Lembaga pernikahan bukan untuk dijalani satu atau dua tahun saja, melainkan seumur hidup. Jadi harus dicermati, apakah pasangan yang akan menikah memang sudah cukup matang dan siap menikah.
Dalam kejadian pernikahan yang dilatabelakangi kehamilan yang tidak diinginkan, misalnya, persiapannya tidak bisa dibangun secara matang. Tanpa komitmen yang jelas dan matang, pasangan harus segera menapak ke jenjang pernikahan demi menghindari sanksi sosial.
Satu proses yang sangat penting sebelum pernikahan yaitu konseling pra nikah. Di Kabupaten Sleman, puskesmas menyediakan konseling psikologi bagi para calon pengantin, di samping mempersiapkan dari segi medis. Begitu pula di lembaga agama. Setiap agama biasanya juga mengadakan sendiri konseling prapernikahan, tentu saja dari sudut pandang agama tersebut.
Menurut saya, apapun motif yang melatarbelakangi, setiap pernikahan harus dipersiapkan secara matang. Konsekuensinya sangat besar, bahkan menyangkut jiwa manusia lain, yaitu anak.
Perjanjian pranikah juga menjadi pilihan yang semakin populer. Namun perjanjian tersebut lebih bersikap mencegah terjadinya permasalahan yang berlarut jika terjadi perceraian atau hal lain yang tidak diinginkan.
Perlu diingat, yang lebih penting dari itu justru pada bagaimana menjalin kebersamaan. Bagaimana dua insan bisa mencari solusi atas segala masalah dan perbedaan yang ada.
Ungkapan bibit, bebet, bobot perlu dikemukakan dalam hal ini. Sebelum menikah, pastikan mengenal benar pasangan. Jangan hanya karena cinta. Kenalilah dulu siapa diri pasangan maupun keluarganya.
Selain itu, perilaku semasa berpacaran harus dijaga. Jangan sampai kaum perempuan begitu saja memberikan segalanya kepada kekasihnya, tanpa ada ikatan yang jelas. Jika pasangan merasa sudah mendapatkan segalanya, tanpa ada ikatan, maka ia bisa saja pergi memutuskan hubungan tersebut.
Faktor ekonomi juga penting. Mau tidak mau, setiap orang memerlukannya. Sebelum menikah, bangunlah kesepakatan mengenai siapa yang akan mencari nafkah, atau keduanya mencari nafkah. Tapi jangan lupa pikirkan juga konsekuensinya. Misalnya, bila memilih baik pria maupun perempuan mencari nafkah, bagaimana nanti cara menjaga dan mengurus anak?
Jalinlah komunikasi secara terbuka mengenai uang. Jangan sampai satu orang merasa sepenuhnya berhak atas uangnya dan tidak memberitahukan penggunaan uang tersebut. Walaupun penggunaan uang itu untuk kepentingan dan kebutuhan keluarga, pasangan tetap harus mengetahuinya. Kecenderungannya, jika yang satu memakai uang seenaknya, maka si pasangan juga akan melakukan hal yang sama. Akibatnya, permasalahan menjadi semakin rumit. (Tribunjogja.com)
Aprilya Dewi KS M Psi
Psikolog RS Jogja
Anda sedang membaca artikel tentang
Konseling Pranikah Penting
Dengan url
http://jogyamalioboro.blogspot.com/2014/05/konseling-pranikah-penting.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Konseling Pranikah Penting
namun jangan lupa untuk meletakkan link
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar