Laporan Reporter Tribun Jogja, Rento Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, PURWOREJO - Suasana petilasan Wage Rudolf (WR) Soepratman, di Desa Somongari, Kaligesing, Kabupaten Purworejo, Jateng, yang biasanya sunyi, mendadak heboh, Minggu (16/3). Penyebabnya, tampak tujuh "WR Soepratman" berjalan di gerbang petilasan tersebut. Ratusan warga setempat pun mengamati tujuh orang tersebut.
SAAT tujuh "WR Soepratman" tersebut berjalan-jalan, alunan musik akustik mengalir dari panggung depan gerbang. Bukannya terkejut, ratusan warga terlihat menikmati pemandangan itu. Tak heran, karena hal ini adalah gambaran suasana Festival Musik Akustik dan Lomba Mirip Wajah WR Soepratman ala pihak Dinas Koperasi Perindustrian Perdagangan dan Pariwisata (Diskopperindagpar) Purworejo.
Sebanyak tujuh orang "WR Soepratman" dan 15 grup musik akustik berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Selama ini WR Soepratman diketahui sebagai pahlawan nasional dan pengarang lagu kebangsaan Indonesia, Indonesia Raya, dan lagu Ibu Kita Kartini.
"Lomba ini diadakan dalam rangka mengenang kelahiran WR Soepratman pada 19 Maret mendatang. Temanya, kami kobarkan jiwa dan juang kepahlawanan untuk membangun Purworejo menuju yang lebih sejahtera," kata Kabid Pariwisata Diskopperindagpar Purworejo, Lilos Anggorowati, di sela kegiatan.
Lomba berjalan meriah karena di tengah alunan musik akustik para "WR Soepratman" diharuskan beraksi demi memikat juri dan penonton, agar terpilih sebagai orang paling mirip WR Soepratman. Ada yang sekedar berjalan lenggak-lenggok layaknya foto model, ada juga yang mendatangi juri dan penonton lalu mengajak bersalaman, dan tidak ketinggalan ada yang bermain biola bagaikan WR Soepratman semasa hidup.
Umumnya peserta mengenakan atribut khas WR Soepratman, yaitu kacamata bulat, jas warna krem, dan memakai dasi. Beberapa peserta menenteng biola, hanya untuk sekadar aksi maupun dimainkan di depan juri dan penonton.
Seorang peserta lomba Mirip WR Soepratman, Taufik Munanjar (18), mengatakan tertarik untuk ikut lomba karena WR Soepratman merupakan tokoh idolanya. Taufik, yang senang bermain biola, mengaku kagum setelah mendengar kisah WR Soepratman, terlebih ketika tahu tokoh asal Purworejo tersebut piawai bermain biola.
"Menurut saya, dia sebagai tokoh sangat cerdas. Ada kebanggan tersendiri bisa mengikuti lomba mirip beliau," katanya, di sela penjurian.
Taufik, yang membawa dan memainkan biola dalam penampilannya, mengaku sempat kesulitan ketika memersiapkan diri. Sebab, meski sudah mengetahui aksesori ataupun kostum apa yang harus dikenakan, ia sempat pusing mencari kacamata bulat.
"Ya tahun lalu saya sempat jadi pemeran WR Soepratman ketika ada peringatan (bertema WR Soepratman). Kali ini saya optimistis menang. Lagi persiapan, eh ternyata nyari kacamata bulat seperti yang dipakai beliau cukup susah. Tapi setelah ngubek sana-sini saya lega bisa dapat juga," katanya.
Aspek Fisik
Adapun menurut Juri Lomba Mirip WR Soepratman, Rianto Purnomo, aspek fisik sangat menentukan dalam penilaian lomba. Juru berharap penampilan para peserta bisa semirip mungkin dengan gambaran WR Soepratman yang selama ini dikenal. Karena itu, aspek kelengkapan kostum menjadi kunci utama.
"Rias busana, kacamata, dan bahkan biola, menjadi kunci penting di sini. Namun, tidak ketinggalan aksi panggung peserta juga menentukan. Apa yang ia lakukan agar semirip mungkin dengan WR Soepratman di hadapan juri dan penonton, juga menjadi penilaian. Peserta yang memiliki semua aspek tersebut bisa menjadi juara," katanya.
Penyelenggaraan acara yang baru pertama kali diadakan di Purworejo ini mendapat apresiasi dari Budayawan Purworejo, H Kelik Sumrahadi, yang juga mantan bupati Purworejo. Ia senang Pemkab menggelar acara menarik semacam ini. "WR Soepratman menurut saya tidak sekadar pahlawan, namun embrionya pahlawan. Bayangkan, pada tahun segitu (28 Oktober 1928, Red) dia sudah berani mengumandangkan Indonesia Raya," katanya kepada para wartawan.
Sedangkan Kasi Promosi dan Kerja Sama Bidang Pariwisata Diskopperindagpar Purworejo, Dyah Woro S, mengatakan, lomba digelar di tempat kelahiran WR Soepratman untuk mempopulerkan Purworejo. "Agar masyarakat menyadari bahwa WR Soepratman memang lahir di Purworejo. Meski Purworejo telah lama ditetapkan sebagai tempat kelahiran WR Soepratman, menurut kami masih banyak yang belum tahu," katanya. (rento ari nugroho)
Skandal Kuliner Terkait :
Bakpia Tidak Asli Merajalela di 7 Titik Penting Yogya
Anda sedang membaca artikel tentang
Ada WR Soepratman Kembar Tujuh Di Purworejo
Dengan url
http://jogyamalioboro.blogspot.com/2014/03/ada-wr-soepratman-kembar-tujuh-di.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Ada WR Soepratman Kembar Tujuh Di Purworejo
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Ada WR Soepratman Kembar Tujuh Di Purworejo
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar