Laporan Reporter Tribun Jogja, Singgih Wahyu Nugraha
TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Sejumlah bangunan sekolah di wilayah kecamatan Lendah jadi langganan banjir ketika musim hujan. Hal ini mengundang perhatian Lembaga Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Perwakilan DIY yang mendesak pemerintah untuk segera turun tangan menangani permalsahan tersebut.
Asisten ORI Perwakilan DIY, Nurkholis Fahmi mengatakan bahwa banjir secara rutin menggenangi beberapa sekolah di kecamatan Lendah dan menyebabkan kegiatan belajar mengajar (KBM) terganggu dan terhambat. Akibatnya, pedidikan bagi para siswa jadi tidak fokus. Dari informasi yag diterimanya, beberapa sekolah yang kerap tergenang banjir antara lain SD Banasara Jatirejo, SD Wahyuharjo, SD Sungapan 3 Tirtorahayu.
"Hal ini cukup menggangu karena siwa tidak bisa fokus belajar. Bahkan, setelah banjir surut mereka juga masih ahrus membersihkan ruangan kelasnya," kata Nurkholis di sela inspeksi lapangan di SD Banasara, Lendah, Kamis (16/1/2014).
Menurutnya, kejadian sekolah yang tergenang berulangkali akibat terlambatnya penanganan pemerintah dalam mengatasi kejadian banjir.
Padahal, dari laporan masyarakat yang diterimanya, hal itu sudah berlangsung sedikitnya sejak tiga tahun belakangan. Karena itu, pihaknya akan menindaklanjuti laporan tersebut pada dinas terkait supaya penanganan bisa langsung dilakukan. Misalnya pada Dinas Pekerjaan Umum terkait pembenahan sistem drainase dan normalisasi saluran irigasi atau Dinas Pendidikan terkait sarana dan prasarana sekolah.
Dinas Pendidikan dalam hal ini menurutnya bisa menerapkan skala prioritas dalam proposal Dana Alokasi Khusus yang diajuka sekolah-sekolah. Mengingat, hampir semua sekolah mengajukan proposal DAK untuk merehab gedung sekolah dan lainnya.
"Seharusnya ada skala prioritas, mana yang harus diutamakan. Ini semua akan kita tindaklanjuti ke instansi-instansi supaya ke depan tidak ada lagi KBM sekolah yang terhambat karena sekolah tergenang banjir," tukasnya.
Kepala SD Banasara yang merangkap kepala SD Wahyuharjo, Sri Wiyanti mengatakan, setiap musim penghujan SD Banasaraselalu ke banjiran karena meluapnya sungai irigasi yang ada di depan sekolah. Pada kejadian banjir terakhir yang melanda Lendah beberapa waktu lalu, ketinggian air di halaman SD Banasara mencapai 1 meter. Sementara di dalam ruang kelas ketinggiar air mencapai 25 centimeter. Atas keadaan tersebut, pihaknya mau tak mau meliburkan 122 siswa karena ruang belajarnya tak bisa digunakan.
"Kami juga khawatir dnegan keamanan siswa karena setelah banjir sering ditemukan ular masuk ruangan. Pernah juga ada siswa hampir tercebur sungai irigasi di depan sekolah. Permukaan aspal jalan ngga kelihatan karena tertutup tingginya air," jelasnya.
Menurutnya, sejauh ini belum ada langkah penanganan dari dinas terkait untuk mncegah banjir kembali terjadi. Hanya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) saja yang pernah melakukan pemantauan di sekolah tersebut saat terjadi banjir. Karena itu, dia meminta perhatian dari pemerintah dan segera ada langkah konkrit untuk menyelesaikan masalahnya.(ing)
Anda sedang membaca artikel tentang
Sekolah di Kecamatan Lendah Jadi Langganan Banjir
Dengan url
http://jogyamalioboro.blogspot.com/2014/01/sekolah-di-kecamatan-lendah-jadi.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Sekolah di Kecamatan Lendah Jadi Langganan Banjir
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Sekolah di Kecamatan Lendah Jadi Langganan Banjir
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar