Laporan Reporter Tribun Jogja, Singgih Wahyu Nugraha
TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Warga desa Palihan dan Glagah, Kecamatan Temon, sejak dua hari belakangan telah melakukan pemblokiran jalan penghubung antarpedukuhan (Jalan Diponegoro). Aksi warga yang tergabung dalam Wahana Tri Tunggal (WTT) itu sebagai bentuk penolakan terhadap rencana pembangunan bandara berikut pemasangan patok batas bandara oleh tim Persiapan Pembangunan Bandara Baru (P2B2).
Pemblokiran dilakukan di satu titik di Pedukuhan Kragon, Desa Palihan serta enam titik di desa Glagah yakni, Pedukuhan Sidorejo, Kretek, Bebekan, Logede, Kepek dan Macanan. Warga merintangkan kayu dan ranting pohon serta mendirikan tenda di tengah jalan yang digunakan sebagai pos kumpul warga untuk menghadang tim pematok.
"Pemblokiran ini supaya tidak ada aparat atau tim pemasang patok yang bisa masuk ke wilayah sini," kata Humas WTT, Martono, Kamis (16/1/2014).
Menurutnya, penjagaan titik pemblokiran dilakukan warga selama 24 jam penuh secara bergiliran. Warga selalu bersiaga dan siap membunyikan kentongan untuk memanggil warga lainnya jika ada orang mencurigakan ataupun tim pemasang patok datang ke wilayah tersebut. Sikap siaga dan penjagaan tersebut menurut Martono akan dilakukan sampai waktu yang belum ditentukan dan baru akan berakhir jika sudah ada kepastian dari pemerintah bahwa tidak akan ada lagi pemasangan patok dan rencana pembangunan bandara dibatalkan.
Sejauh ini, warga yang menolak bandara telah mencabut sedikitnya 13 patok batas lahan bandara. Tiga patok di wilayah Palihan dan 10 patok di wilayah Glagah. Tiga patok lainnya tidak jadi dipasang karena tim P2B2 keburu dihadang warga Pedukuhan Sidorejo. Diakui Martono, kehadiran bandara telah menyebabkan konflik horizontal di masyarakat. Sanksi sosial seperti pengucilan dalam kegiatan kemasyarakatan pun kini sudah mulai diterapkan terhadap warga yang setuju pembangunan bandara.
"Warga yang mendukung mayoritas pendatang. Warga pribumi asli sini semuanya jelas menolak," imbuhnya.
Warga Pedukuhan Kragon, Kardiyono (33), mengatakan pemasangan ini murni inisiatif warga bersama WTT. Mereka tidak ingin kecolongan seperti saat dilakukan pemasangan patok pertama kali. Wargajuga kecewa dengan kehadiran tim ketika pemasangan patok beberapa waktu lalu karena tidak ada satu pun pemilik lahan yang dimintai izin terhadap pemasangan patok tersebut.
"Matok nggak izin ya kayak maling. Nggak usah ini itu, pokoknya warga sini menolak pembangunan bandara. Rakyat sudah makmur dari bertani, tidak perlu ada bandara," tegasnya.
Terpisah, Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo mengatakan pihaknya akan melakukan koordinasi internal dulu. Pasca kejadian pencabutan patok oleh warga, pihaknya terus melakukan upaya persuasif kepada warga menyelesaikan permasalahan dengan baik.
"Kita terus berkoordinasi secara internal dan melakukan evaluasi. Pendekatan one by one pada masyarakat juga kita lakukan," kata Hasto. (TRIBUNJOGJA.COM)
Anda sedang membaca artikel tentang
Warga Blokade Jalan Tolak Pemasangan Patok Bandara
Dengan url
http://jogyamalioboro.blogspot.com/2014/01/warga-blokade-jalan-tolak-pemasangan.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Warga Blokade Jalan Tolak Pemasangan Patok Bandara
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Warga Blokade Jalan Tolak Pemasangan Patok Bandara
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar