BI Rate Naik, Penjualan Properti Turun

Written By Unknown on Rabu, 20 November 2013 | 11.22

Laporan Reporter Tribun Jogja, Victor Mahrizal

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Untuk menghadapi dampak kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate), para pengembang dihimbau agar kreatif dalam menawarkan fasilitas pembayaran. Penurunan penjualan properti setelah penaikan BI rate dikarenakan sebagian besar konsumen properti menggunakan fasilitas kredit pemilikan rumah (KPR).

Sekretaris DPR Real Estat Indonesia (REI) DIY, Nur Andi Wijayanto mengatakan hingga kini, pembelian properti lewat KPR mencapai 60 persen. Sedangkan sisanya yang sekitar 40 persen dengan tunai atau tunai bertahap.

"Tentu saja hal ini akan memberi dampak bagi sektor properti. Sekarang pihak yang berkepentingan tinggal menunggu penetapan suku bunga KPR dari bank-bank," katanya, Selasa, (19/11/2013).

Karena itulah, lanjur Andi, para pengembang dituntut agar lebih kreatif dalam memberikan pilihan instrumen pembiayaan produk propertinya sehingga konsumen tidak terbebani.

Menurutnya, penaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) pada level 7,5 persen dipastikan akan menyebabkan penurunan penjualan properti. Peningkatan suku bunga acuan tersebut menyebabkan para konsumen menahan diri untuk membeli unit properti.

"Para investor juga tentu akan berpikir kembali untuk menginvestasikan dana pada properti," ujarnya.

Meski demikian, kenaikan dinilai tidak terlalu berpengaruh siginifikan terhadap kenaikan cicilan kredit properti. Bahkan sejumlah bank, telah menaikkan bunga kredit properti terhitung sejak 12 November 2013, misalnya seperti BRI yang sekarang menjadi 8,25 persen dari 7,75 persen fixed 2 tahun.

Walaupun bunga kredit properti berpotensi menyesuaikan BI Rate, tetapi jika dihitung jeli, dampak ke cicilan kredit untuk KPR Rp100 jutaan hanya mengalami kenaikan sekitar Rp100.000.

Kenaikan suku bunga acuan ini sendiri, diyakini tidak banyak memengaruhi permintaan tipe rumah mewah. Kebijakan BI rate itu tidak selalu memberi dampak, karena terkadang orang sudah memesan rumah sebelum kebijakan diputuskan. Apalagi tipe rumah mewah sudah memiliki pasar sendiri.

Mengenai permintaan perumahan secara umum, selama Januari-Oktober 2013 penjualan Yogyakarta mengalami peningkatan antara 10-15 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.(Vim)


Anda sedang membaca artikel tentang

BI Rate Naik, Penjualan Properti Turun

Dengan url

http://jogyamalioboro.blogspot.com/2013/11/bi-rate-naik-penjualan-properti-turun.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

BI Rate Naik, Penjualan Properti Turun

namun jangan lupa untuk meletakkan link

BI Rate Naik, Penjualan Properti Turun

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger