TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Masuknya membatik dalam kurikulum sekolah, direspon positif oleh Dinas Kebudayaan DIY. Kepala Dinas Kebudayaan DIY, GBPH Yudhaningrat berpendapat, seni merupakan proses yang panjang dan tidak muncul dengan sendirinya.
"Setidaknya anak-anak bisa menyenanginya dulu, lalu jadi hobi, kemudian bisa dikembangkan," ujarnya pada perayaaan Hari Ulang Tahun SD Bopkri Gondolayu di Tugu Yogyakarta, Senin (30/9/2013).
Berawal dari hobi, membatik ini pun bisa berkembang jadi budaya yang bisa dibanggakan. Jika budaya bisa terus dilestarikan, maka bisa membuat Indonesia menjadi lebih baik. "Jangan sampai kita punya modal yang besar namun justru tertinggal dengan negara lain," katanya.
GBPH Yudaningrat juga sempat menyatakan keprihatinannya tentang seniman-seniman batik yang sekarang sudah tua. Kurangnya minat anak-anak muda dalam membatik, menurutnya, hanya karena kurangnya sosialisasi.
"Selama ini pemerintah belum bisa menghargai dengan memberikan standar minimal pada batik," imbuhnya. (*)
Anda sedang membaca artikel tentang
Membatik Masuk Kurikulum Disambut Positif
Dengan url
http://jogyamalioboro.blogspot.com/2013/10/membatik-masuk-kurikulum-disambut.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Membatik Masuk Kurikulum Disambut Positif
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Membatik Masuk Kurikulum Disambut Positif
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar