TRIBUNJOGJA.COM, PANDEGLANG - Desy Ratnasari sibuk mensosialisasikan program konservasi badak Jawa kepada 150 anak sekolah dasar Balai Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), dalam rangka sambut Hari Badak Dunia yang jatuh hari ini, 22 September 22013.
Dengan bahasa yang ringan dan mudah dimengerti, duta badak Jawa itu, membuat mereka sangat antusias untuk mendukung upaya penyelamatan hewan yang kini jumlahnya tinggal 51 ekor di dunia.
"Ikuti apa mau mereka, sesuai dengan gaya yang mereka mengerti. Kalau kita sampaikan dengan gaya yang ada di atas, superior, mereka bisa jadi segan. Jadi ikuti saja," ucapnya.
Desy tidak menyampaikan informasi dengan bahasa ilmiah yang membosankan, sehingga bisa mengerutkan dari. Tetapi, melalui pertanyaan-pertanyaan yang membuat anak terlibat diskusi ringan tentang betapa pentingnya melestarikan badak sebagai bagian dari ekosistem lingkungan dan hutan.
"Coba, ada yang tahu enggak sih cuma kita yang punya badak? Tidak ada badak, tidak bagus, kenapa ya? Ada yang tahu?" kata Desy melempar pertanyaan kepada anak-anak.
Anak-anak dibiarkan menjawab sekenanya. Ada yang menjawab kalau tidak ada badak, cuaca jadi panas. Kemudian ada pula yang mengatakan tanpa badak, pohon di hutan akan mati. Desy menampung semua jawaban anak-anak yang dilontarkan secara spontan.
"Jadi, kalau badak enggak ada, pohon ikut enggak ada, bagaimana sih, kenapa ya? Ekosistemnya enggak seimbang. Artinya kalau badaknya enggak ada, berarti pohon yang dimakan badak bisa hilang. Kenapa? Ya, Karena badak setelah makan pindah-pindah, dia senangnya dilumpur. Kotoran badak bisa jadi pupuk, tumbuhan jadi subur," terang Desy.
Ibu beranak satu itu menuturkan betapa pentingnya mensosialisasikan program konservasi badak Jawa kepada anak-anak. Mereka adalah generasi penerus bangsa yang menjadi bagian penting dalam upaya pelestarian badak tersebut.
"Dengan tahu mereka bisa peduli. Dengan mereka tahu, mereka jadi sadar. Insya Allah mereka bisa melestarikan. Bagaimana kita mau melestarikan kalau enggak tahu. Dengan ada anak-anak ini, mereka diharapkan jadi sumber informasi yang nyata buat keluarga dan orangtua mereka," ucapnya.
Acara itu menjadi bagian dari kampanye pelestarian Badak Jawa dengan slogan 'Tidak Ada Badak, Tidak Bagus". Diselenggarakan oleh Balai Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) bekerjasama dengan PT Sinde Budi Setosa.
Kepala Balai TNUK Dr Moh. Haryono mengatakan edukasi konservasi bagi kalangan pelajar sekolah dasar merupakan investasi jangka panjang untuk menumbuhkembangkan kecintaan dan kebanggaan generasi penerus terhadap satwa langka tersebut.
"Konservasi badak Jawa hanyalah ikon. Tapi, dalam konteks yang jauh lebih luas atau universal, bahwa manusia harus menjaga dan memelihara lingkungannya," tegasnya. (*)
Anda sedang membaca artikel tentang
Desy Ratnasari Sibuk Kampanyekan Badak
Dengan url
http://jogyamalioboro.blogspot.com/2013/09/desy-ratnasari-sibuk-kampanyekan-badak.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Desy Ratnasari Sibuk Kampanyekan Badak
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Desy Ratnasari Sibuk Kampanyekan Badak
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar