Tribun Jogja - Minggu, 4 November 2012 10:44 WIB
Gelaran Ibuku mempunyai ribuan koleksi buku, 2.965 judul buku sudah terkatalog secara online.Buku tersebut di antarannya bertema sejarah, biografi, kawasan, seni sastra, pers, dan referensi. Tidak hanya buku, Gelaran Ibuku juga mempunyai ribuan koleksi koran dan majalah nasional sejak tahun 90-an.
Menurut Muhidin M Dahlan, selaku Ketua Harian Iboekoe saat ini anggota aktif (pemustaka) TBM Gelaran Ibuku tercatat sebanyak 141 anggota. Di luar anggota aktif masih banyak anggota yang belum terdaftar, melingkupi warga dan komunitas yang dapat mengakses fasilitas gratis.
Gelaran Ibuku berada di bawah naungan Yayasan Indonesia Buku yang berdiri pada 23 April 2006 lalu. Setelah terbuka untuk umum, komunitas ini menggelar berbagai program, di antaranya, Angkringan Buku (Manunggaling Angkringan lan Buku) yang berfungsi sebagai kampanye literasi, dan memberikan keuntungan finansial untuk membantu menyokong biaya operasional Gelaran Ibuku.
Satu di antara program mereka yang tak kalah menarik adalah Radio Buku (Suara Buku Indonesia) yang berbasis internet. Radio Buku Live Streaming ini adalah radio berbasis internet pertama di Indonesia yang mengangkat tema perbukuan dan seputar buku.
Menurut koordinator Radio Buku Fairuzul Mumtaz, program ini eksis sejakl Februari 2011, dan bisa diakses melalui www.indonesiabuku.com atau www.radiobuku.com. Radio Buku mengusung visi 'Memasyarakatkan Buku Lewat Radio'. Karena itu mottonya adalah 'Mendengarkan Buku'. "Di sini, buku bukan hanya dibaca, tapi juga bisa didengarkan. Termasuk di dalamnya informasi berita sekitar buku, harga buku, isi buku, dan kajian-kajian buku kepada seluruh masyarakat yang tersambungkan dengan internet," jelasnya.
Program lainnya adalah Cine Book Club, dan Obrolan Senja, dan Warung Arsip. Obrolan Senja sendiri rutin menggelar diskusi setiap bulannya. Menurut Faiz Ahsoul Koordinator program Gelaran Ibuku, yang didiskusikan dan dibedah pada program Obrolan senja ini adalah draft naskah, baik itu novel, kumpulan puisi, kumpulan cerpen, atau tema-tema lain yang sedang dipersiapkan menjadi sebuah buku.
Sedangkan, Warung Arsip merupakan program yang bisa memberikan banyak ruang ekspresi pada pemuda kampung Patehan untuk mengeksplorasi kemampuan jurnalistik, menulis, dan bersosialisasi mereka. Untuk mempersiapkan program ini, lanjut Faiz, tim Warung Arsip lebih dulu dibekali dengan workshop selama dua hari. "Arahan dari program ini adalah untuk mengarsipkan seluruh bukti sejarah yang melingkupi njero benteng, dari benda mati hingga saksi-saksi sejarah yang hingga kini masih bisa dijumpai," jelas editor buku 'Ngeteh di Patehan' (Kisah Beranda Belakang Kraton Yogyakarta) ini.(*)
Anda sedang membaca artikel tentang
Gelaran Ibuku, Koleksi Bukunya Ribuan
Dengan url
http://jogyamalioboro.blogspot.com/2012/11/gelaran-ibuku-koleksi-bukunya-ribuan.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Gelaran Ibuku, Koleksi Bukunya Ribuan
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Gelaran Ibuku, Koleksi Bukunya Ribuan
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar