Desain Rumah Kayu Minim Listrik

Written By Unknown on Minggu, 04 November 2012 | 11.22

Tribun Jogja - Minggu, 4 November 2012 10:55 WIB

RUMAH adalah imajinasi dan pencitraan dari sang pemiliknya. Begitulah yang ingin diungkapkan keluarga Aris Susanto dan Christine ketika mendesain kediamannya. Sebuah rumah dari material kayu menjadi hunian yang nyaman bagi keluarga. Aris Susanto yang bekerja di bisnis kayu ini merepresentasikan imajinasi tanpa batas dalam setiap sudut-sudut bagian rumahnya. Material kayu mendominasi hampir di seluruh bagian rumah.

Pemilik rumah yang terletak di Jalan Bantul, daerah Dusun Kweni  menyebut rumah ini dengan sebutan Jawa Style. Konsep awal dibangunnya rumah yang dibangun di lahan seluas 800 meter adalah konsep back to natural. Aris ingin mendesain rumahnya dengan meminimalkan penggunaan listrik. Seperti namanya, rumah ini memerlukan banyak bahan dari kayu. Beberapa bahan penting yang harus ada untuk mempertegas kesan esentris pada rumah dari kayu antara lain jendela kaca yang berukuran besar bisa dengan frame kayu atau tanpa frame kayu, dan lantai kayu.

Khusus langit-langit Aris menggunakan material pasir dan semen saja, yang kemudian di carving, menjadi tampak eksotik dan berbeda. Untuk tembok, Aris menggunakan batu bata ekspose yang bisa dipesan di daerah Godean.  Untuk lantai menggunakan bebatuan granit, marmer, atau batuan alam lain untuk memberi sedikit kesan kontemporer dan menambah suasana alami pada rumah.

"Saya menerapkan konsep terbuka pada jendela yang sengaja tidak diberi penutup, atau ruangan-ruangan yang sengaja dibentuk dengan model terbuka.  Supaya cahaya matahari bisa masuk dengan leluasa dan listrik tidak perlu dinyalakan di siang hari," ungkap Aris, Pemilik Gaoel Production di Kasongan, ketika berbincang dengan Tribun Jogja, belum lama ini.  

Rumah terdiri dari bangunan utama sebagai tempat tinggal dan juga galeri. Antara bangunan utama yang menjadi hunian pribadi bagi pemiliknya dengan galeri hanya dipisahkan garasi yang muat 1 mobil.  Saat mendesain rumah, Aris mempertimbangkan hunian yang sekaligus bisa menjadi tempat usaha. Sebab, rumah ini mulanya memang adalah sebuah galeri, yang kemudian diperluas menjadi tempat tinggal.

"Saya bangun rumah ini tahun 2008, karena rumah yang sebelumnya hancur karena gempa. Rumah kami desain ulang dengan gaya Jawa Kontemporer," ucap pria asli Bantul ini.

Bangunan utama di desain dua lantai, khusus menerima tamu berada di lantai 1. Sementara untuk tempat tinggal pribadi berada di lantai dua. Terdiri dari kamar tidur utama, kamar anak, kamar mandi, dapur dan juga kamar pembantu rumah tangga. Space area untuk di lantai dua memang terkesan lebih sempit, karena memaksimalkan ruangan yang ada. "Sepertinya memang sempit, karena masih banyak ruangan yang belum dibangun dengan tuntas. Tapi kedepannya kami mau bangun lagi, untuk ruang karoke, dan juga ruang main band buat anak," ucap Christine, ibu dua anak, Ghabello Getzho Lorenzho (5) dan Brydden Fablo Escobar (3,5 tahun).

Kembali ke lantai satu, terdapat galeri yang mendisplay berbagai produk kayu yang dibentuk berbagai macam kerajinan dan furniture, macamnya ada meja aksesoris, meja makan, stool, miror, home decoration, meja bar, kitchen set, pohon christmas dari kayu, dan sebagainya. Kayu yang dipakai berbagai macam mulai dari kayu jati, kayu liliana dari NTT, kayu kopi, kayu teh, kayu bekas bantalan rel, hingga kayu-kayu bongkaran rumah yang bisa disusun menjadi bangunan Joglo.
Aris juga menerima pesanan membuat Joglo dari kayu jati asli dengan harga mulai Rp50 Juta – Rp300 juta. "Tergantung dari desain,  besar kecilnya Joglo dan jenis kayu yang dipakai untuk membuat Joglo," ucapnya.  

Alasan Aris membangun galeri di dalam rumah karena ia tidak ingin karyanya banyak di jiplak orang lain. Sistemnya adalah begitu ia bertemu dengan klien di tokonya di Kasongan, ia mengadakan kesepakatan, begitu buyer sudah pasti ingin  membeli. Aris baru memperlihatkan koleksi yang berada di galeri rumahnya. Tapi sudah ada kesepakatan kalau buyer itu membeli bukan cuma windows shopping atau cuma studi banding. "Dunia craft dan furniture terlalu banyak penjiplakan, saya nggak mau hasil karya dijiplak pemain lain," ucapnya.

Selain galeri, juga terdapat dua bangunan Joglo, yang pertama terletak di belakang rumah, sebagai tempat untuk bersantai bersama keluarga. Joglo lainnya terletak di bagian depan rumah yang berfungsi juga sebagai tempat mendisplay produk kerajinan. (tea).


Anda sedang membaca artikel tentang

Desain Rumah Kayu Minim Listrik

Dengan url

http://jogyamalioboro.blogspot.com/2012/11/desain-rumah-kayu-minim-listrik.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Desain Rumah Kayu Minim Listrik

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Desain Rumah Kayu Minim Listrik

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger