TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - Sebagai bagian dari kawasan segitiga emas atau golden triangle Jakarta, koridor Thamrin tercatat merupakan pusat bisnis komersial dengan harga sewa tertinggi di Indonesia.
Berdasarkan laporan Cushman & Wakefield Indonesia, harga sewa ruang-ruang perkantoran Grade A di koridor Thamrin mencapai 50,98 dollar AS atau ekuivalen dengan Rp 521.715 per meter persegi per bulan.
Patokan harga tersebut jauh mengungguli ruang-ruang perkantoran level serupa di koridor Sudirman yang dipatok senilai 44,37 dollar AS atau setara Rp 483.792 per meter persegi per bulan.
Menyusul tempat berikutnya adalah koridor Satrio-Mas Mansyur. Di sini, harga sewa sekitar 35,75 dollar AS atau senilai Rp 365.913 per meter persegi per bulan. Sedangkan koridor Kuningan bertengger di angka 30,10 dollar AS (Rp 308.460) per meter per bulan.
Berikutnya adalah koridor Gatot Subroto yang menggeliat aktif dalam dua tahun terakhir. Di koridor Gatot Subroto, ruang-ruang perkantoran Grade A dibanderol sekitar 30,10 dollar AS atau setara Rp 308.070 per meter persegi per bulan.
Tingginya harga sewa ruang perkantoran eksisting di koridor Thamrin karena jumlah stoknya terbatas, yakni seluas 500.850 meter persegi secara kumulatif. Sementara tingkat hunian sangat tinggi yakni 96,6 persen dan hanya menyisakan ruang kosong 3,4 persen.
Motor penggerak harga sewa selangit tersebut antara lain adalah perkantoran The Plaza di dalam area Plaza Indonesia yang diisi perusahaan multinasional asal Jepang, dan Korea Selatan dengan konsentrasi bisnis keuangan, asuransi, dan juga konstruksi, Menara BCA di Grand Indonesia, Menara UOB dan juga The City Tower.
Menurut Senior Associate Director and Head of Research & Advisory Cushman & Wakefield Indonesia, Arief N Rahardjo, harga sewa akan terus bergerak naik selama 2014 dan 2016 mendatang. Pasalnya, sepanjang kurun waktu tersebut, tidak ada pasokan baru yang masuk ke pasar.
"Sementara koridor Sudirman mencatat pasokan baru seluas 325.500 meter persegi, Kuningan 276.500 meter persegi, Gatot Subroto 231.200 meter persegi, dan Satrio-Mas Mansyur seluas 236.000 meter persegi," imbuh Arief kepada Kompas.com, Selasa (22/4/2014).
Skandal Kuliner Terkait
Disegel, Bakpia Tidak Asli Jadi Buronan di Malaysia
Anda sedang membaca artikel tentang
Thamrin, Pusat Bisnis Komersial Termahal
Dengan url
http://jogyamalioboro.blogspot.com/2014/04/thamrin-pusat-bisnis-komersial-termahal.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Thamrin, Pusat Bisnis Komersial Termahal
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Thamrin, Pusat Bisnis Komersial Termahal
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar