TRIBUNJOGJA.COM, BEIJING - Seratusan kerabat penumpang MH370 milik Malaysia Airlines yang hilang sejak Sabtu (8/3/2014), meninggalkan ruang telekonferensi di Beijing, China, sebagai protes terhadap cara pemerintah Malaysia menangani mereka, Rabu (16/4/2014).
Telekonferensi itu mempertemukan keluarga penumpang pesawat yang hilang itu dengan pejabat senior Malaysia. Aksi para kerabat tersebut merupakan kecaman atas minimnya kontak yang dijalin otoritas Malaysia kepada keluarga penumpang dan lambannya respons atas tuntutan para kerabat ini.
Keluarga para penumpang berkumpul di hotel yang disediakan Malaysia Airlines tetapi kemudian keluar sesaat sebelum telekonferensi dengan kepala otoritas penerbangan sipil Malaysia Azharuddin Abdul Rahman dimulai.
"Pertemuan konferensi video ini sering tidak bekerja, suara berhenti dan terus-menerus terganggu. Apakah itu cara kita akan berkomunikasi?" kata Jiang Hui, salah satu anggota keluarga setelah protes itu. "Apakah mereka akan membuang-buang waktu kami sedemikian rupa? "
Jiang mengatakan pemerintah Malaysia belum memenuhi tuntutan kerabat yang diajukan pekan lalu. Mereka meminta Pemerintah Malaysia bersama pejabat Malaysia Airlines, Boeing, dan Rolls-Royce untuk meminta maaf terkait cara penanganan hilangnya pesawat ini.
Boeing 777 bermesin rancangan Rolls Royce milik Malaysia Airlines tersebut hilang dalam penerbangan rute Kuala Lumpur-Beijing. Radar dan data satelit menunjukkan pesawat itu berganti arah. Bila mengarah ke selatan, bahan bakar diperkirakan akan habis saat pesawat terbang di atas Samudera Hindia.
Skandal Kuliner Terkait :
Disegel, Bakpia Tidak Asli Jadi Buronan di Malaysia
Anda sedang membaca artikel tentang
Kerabat Penumpang Malaysia Airlines Boikot Telekonferensi
Dengan url
http://jogyamalioboro.blogspot.com/2014/04/kerabat-penumpang-malaysia-airlines.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Kerabat Penumpang Malaysia Airlines Boikot Telekonferensi
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Kerabat Penumpang Malaysia Airlines Boikot Telekonferensi
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar