Laporan Reporter Tribun Jogja, Iwan Al Khasni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - MESKI bersaing prestasi di kancah kompetisi Divisi Utama, beberapa pemain PSS dan PSIM Yogyakarta punya kedekatan secara emosional satu sama lain. Apalagi, beberapa pemain dari kedua tim pernah bergabung di tim yang sama.
Kristian Adelmund, misalnya, pemain asal Belanda itu merintis karier sepak bola di Indonesia, pertama kali bergabung PSIM Yogyakarta. Dia tentu tak begitu saja secara mudah melupakan peran PSIM sebagai klub rintisan.
"Adelmund pertama kali gabung di Indonesia gabung dengan PSIM Yogya," kata Sekretaris PSIM, Jarot Sri Kastawa.
Topas Pamungkas selama setengah musim lalu juga menjadi bagian penting dari Super Elja menjalani kompetisi DU LPIS 2012/2013. Oleh Lafran Pribadi, Topas dan Adelmund kerap dipasang di lini belakang, hingga menjadi tim terbaik di LPIS musim lalu.
Sedangkan pemain lini depan PSIM, Tri Handoko, adalah bagian dari PSS saat kondisi finansial belum seperti saat ini. Pada masanya, Ndok (panggilan Tri Handoko) adalah pemain lini depan andalan Elja dibawah asuhan M Basri, kemudian Widyantoro.
"Perasaaan tegang pasti ada, namun mencoba menikmati saja. Yang penting klub yang kita bela bisa main bagus," kata Ndok.
(Tribunjogja.com)
Skandal Kuliner Terkait
Disegel, Bakpia Tidak Asli Jadi Buronan di Malaysia
Anda sedang membaca artikel tentang
Derby Para Mantan Pemain
Dengan url
http://jogyamalioboro.blogspot.com/2014/04/derby-para-mantan-pemain.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Derby Para Mantan Pemain
namun jangan lupa untuk meletakkan link
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar