Laporan Reporter Tribun Jogja, Niti Bayu
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemeriksaan mata dan pembagian kacamata gratis bagi siswa SD yang diselenggarakan di Pendopo Tamansiswa, Jl Tamansiswa, Yogyakarta dihadiri sekitar 300 siswa dari enam SD di Yogyakarta. Para siswa terlihat bersemangat sampai beberapa guru harus turun tangan mengatur mereka.
Menurut Ketua Organisasi Wanita Taman Siswa, Jajuk Herawati, acara tersebut diadakan oleh pihaknya dalam rangka peringatan Hari Ibu yang akan jatuh pada 22 Desember mendatang. "Kami mengadakan beberapa bakti sosial, termasuk acara pemeriksaan mata ini," ujar Jajuk, Selasa (10/12/2013).
Jajuk mengatakan, pihaknya bekerjasama dengan Persatuan Dokter Ahli Mata Indonesia (Perdami) untuk pemeriksaan mata dan pengadaan lensa kacamata. Sementara untuk bingkainya, Jajuk bekerjasama dengan PT Sido Muncul.
Keenam SD yang dipilih untuk mengikuti acara tersebut yaitu SD Taman Siswa Jetis, SD Taman Siswa Ibu Pawiyatan, SDN Kintelan 2, SDN Karanganyar, SDN Surokarsan, dan SDN Bangunrejo. "Kami melihat banyak siswa dari sekolah-sekolah tersebut berasal dari kalangan yang memerlukan bantuan," kata Jajuk.
Sebelum mengikuti pemeriksaan mata di Taman Siswa, ujar Jajuk, para siswa telah diseleksi siapa saja yang memang memiliki masalah kesehatan pada matanya.
Untuk itu, mereka telah melatih para guru di sekolah-sekolah tersebut untuk mendeteksi kelainan mata pada siswa. "Tidak semua siswa dikirim, jadi kegiatan belajar mengajar di sekolah berlangsung normal," sebut Jajuk.
Menurut Jajuk, masalah pada indera penglihatan dapat menghambat potensi siswa dari sisi akademik. "Siswa yang sebenarnya cerdas dapat mengalami kesulitan dalam pelajaran karena mereka tidak bisa melihat tulisan di papan tulis secara baik," katanya.
Hal itu dibenarkan dr Reinne Natali, satu dari 10 dokter yang berpartisipasi dalam acara pemeriksaan mata gratis tersebut. Menurut Reinne, penurunan nilai rapor siswa bisa jadi dikarenakan penyakit mata yang tidak disadari anak dan tidak terdeteksi orangtua.
Ia menjelaskan, penyakit mata bisa dideteksi sejak anak berusia enam sampai tujuh tahun. Menurut dokter yang sehari-hari bekerja di RSUP dr Sardjito itu peran orangtua untuk mendeteksi penyakit mata pada anak sangat penting.
Masalah mata yang sering dialami anak, lanjut Reinne, di antaranya infeksi dan rabun jauh. Infeksi bisa disebabkan tangan yang kotor kemudian digunakan untuk "mengucek" mata.
Sementara rabun jauh biasanya disebabkan faktor keturunan dan kebiasaan membaca yang salah seperti sambil tiduran atau pada pencahayaan yang kurang.
Rabun jauh bisa dideteksi dari kebiasaan siswa saat menonton televisi secara terlalu dekat. "Selain itu orangtua juga bisa berkomunikasi ke guru, apakah anak sering harus maju ke depan kelas untuk melihat tulisan di papan," katanya.
Menurut Reinne, angka minus pada mata yang mengalami rabun jauh bisa terus bertambah. Namun pemakaian kacamata, asupan gizi yang baik, dan memperbaiki gaya membaca bisa menghambat proses penambahan tersebut. (*)
Anda sedang membaca artikel tentang
Ratusan Siswa Bersemangat Periksakan Matanya
Dengan url
http://jogyamalioboro.blogspot.com/2013/12/ratusan-siswa-bersemangat-periksakan.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Ratusan Siswa Bersemangat Periksakan Matanya
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Ratusan Siswa Bersemangat Periksakan Matanya
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar