TRIBUNJOGJA.COM, LONDON - Seorang anggota band punk Rusia Pussy Riot meminta dunia memboikot Olimpiade Musim Dingin Februari mendatang. Hal itu ia sampaikan beberapa jam setelah ia dibebaskan dari penjara.
Nadezhda Tolokonnikova menyebut undang-undang amnesti yang membebaskannya sebagai "tindakan kosmetik."
Ia dan teman satu bandnya, Maria Alyokhina, yang juga dibebaskan, mengatakan sistem penjara membutuhkan reformasi dan berjanji akan melanjutkan aksi anti pemerintah.
Mereka dipenjara pada 2012 setelah menyanyikan lagu protes di katedral Moskow.
Aksi itu dipandang sebagai penodaan agama oleh rakyat Rusia dan dikecam oleh Gereja Orthodoks.
Tetapi vonis yang dijatuhkan pengadilan yaitu "kejahatan akibat kebencian agama" dikritik oleh kelompok-kelompok hak asasi manusia, aktivis anti pemerintah dan politisi asing.
Amnesti pekan lalu berencana membebaskan 20.000 tahanan.
Presiden Vladimir Putin juga mengampuni mantan konglomerat minyak Mikhail Khodorkovsky, yang pernah menjadi orang terkaya di Rusia, dengan alasan kemanusiaan.
"Apa yang terjadi hari ini, membebaskan narapidana hanya beberapa bulan sebelum hukuman mereka usai, adalah kosmetik saja," kata Nadezhda.
"Termasuk pembebasan Khodorkovsky, yang sisa hukumannya tinggal sedikit lagi. Ini sangat konyol."
Ia mengatakan masih banyak orang yang harus dibebaskan.
"Saya menyerukan boikot, jujur saya. Saya menyerukan agar pemerintahan negara-negara Barat tidak menyerah karena mengharapkan kiriman minyak dan gas dari Rusia."(BBC)
Anda sedang membaca artikel tentang
Pussy Riot Serukan Boikot Olimpiade
Dengan url
http://jogyamalioboro.blogspot.com/2013/12/pussy-riot-serukan-boikot-olimpiade.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Pussy Riot Serukan Boikot Olimpiade
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Pussy Riot Serukan Boikot Olimpiade
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar