Laporan Reporter Tribun Jogja, Niti Bayu
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Ketua Komisi Perlindungan Anak, Dr Seto Mulyadi yang terkenal sebagai Kak Seto luwes memeragakan sulap di hadapan ratusan mahasiswa yang menonton. Sulapnya cukup sederhana.
Ia mengeluarkan sapu tangan berbagai warna secara "ajaib". Sulap tersebut rupanya mengundang decak kagum para penonton.
"Setelah itu kita ajak anak-anak bersama mengatakan 'this is a red handkerchief'. Kalau sudah seperti itu, apa susahnya membuat anak senang belajar Bahasa Inggris?" katanya bersemangat. Penonton pun bertepuk tangan.
Selain sulap, Seto juga mengajak para penonton yang hadir pada seminar nasional bertajuk Peran Pendidikan dan Islam dalam Menghadapi Perubahan Sosial yang diadakan di Kampus Universitas Ahmad Dahlan, Jl Kapas, Yogyakarta, Minggu (8/12/2013), untuk bernyanyi dan menari bersama.
Ia tampak begitu bersemangat memberi contoh bagaimana guru seharusnya bersikap di hadapan murid-muridnya. Seminar tersebut diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris UAD.
Ia tampak tidak ragu menari, menyanyi, serta berbincang dengan boneka, sebagaimana dulu sering ia lakukan dengan boneka Si Komo yang terkenal. Bagi Seto, cara-cara kreatif yang tidak "jaga image" tersebut dapat mendekatkan guru dengan anak.
"Mendidik dengan cinta, mendidik dengan c, i, n, t, a," dendang Seto, memodifikasi refrain lagu "Bertahan Satu Cinta" yang dipopulerkan grup D'Bagindas.
Menurut Seto, menjadi guru profesional berarti harus sekaligus menjadi ilmuwan, komedian, seniman, pendongeng, bahkan pesulap. Guru, menurut Seto, bertanggungjawab membuat anak senang untuk belajar, sehingga perlu menempuh cara-cara yang kreatif.
"Jika perlu sering latihan menyanyi, agar bisa menyanyi ketika diminta siswa, sehingga mereka bisa mencontohnya," katanya.
Ia melanjutkan, peran guru vital dalam membangun suasana belajar yang menyenangkan bagi anak. Meskipun dari segi fasilitas fisik kurang, namun dengan guru yang idealis dan berdedikasi, tetap dapat membuat anak senang belajar. "Peran idealisme guru menjadi sangat penting," tegasnya.
Di samping itu, Seto menilai peran orangtua bagi pendidikan anak juga penting. Generasi yang unggul, sebut Seto, tidak bisa tumbuh dengan sendirinya. Bagaimanapun generasi tersebut memerlukan lingkungan subur yang sengaja diciptakan untuk memungkinkan perkembangan karakter mereka.
Baik orangtua maupun guru juga perlu menyadari pentingnya pemahaman terhadap diri anak sendiri. Segala keterbatasan anak perlu dimaklumi mengingat bagaimanapun anak bukanlah orang dewasa mini. "Dibutuhkan kesabaran, pengertian, serta toleransi yang mendalam," ujar Seto.
Kecenderungan sekolah untuk memasung kreativitas anak, lanjutnya, juga perlu dihindari. Gaya ajar yang berlaku di sekolah di Indonesia dalam berbagai tingkat ia sebut kurang merangsang potensi cara berpikir secara divergen.
"Dalam hal ini orangtua perlu memahami kreativitas pada diri anak melalui sikap luwes dan kreatif pula," ujarnya. (*)
Anda sedang membaca artikel tentang
Ini Pesan Kak Seto untuk Calon Guru
Dengan url
http://jogyamalioboro.blogspot.com/2013/12/ini-pesan-kak-seto-untuk-calon-guru.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Ini Pesan Kak Seto untuk Calon Guru
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Ini Pesan Kak Seto untuk Calon Guru
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar