Ternyata Pelayan Toko Suvenir di Hongkong Ini dari Kulonprogo

Written By Unknown on Kamis, 14 November 2013 | 11.22

Laporan Reporter Tribun Jogja, Junianto Setyadi

TRIBUNJOGJA.COM - SEORANG perempuan berusia sekitar 20 tahun berteriak menawarkan dagangan di depan sebuah toko suvenir di Macau, sebuah wilayah kecil di pesisir selatan Cina. Teriakannya mengagetkan para peserta 'Fenda Trip Insentif ke Hongkong, Shenzhen dan Macau', yang berada dekat toko tersebut.

Mengapa mengagetkan? Penyebabnya, perempuan bercelana jeans biru, dan berkaus merah bertuliskan I Love Macau, tersebut berteriak dalam Bahasa Indonesia. "Kami terima uang rupiah. Ayo silakan belanja. Murah, murah," teriak perempuan yang belakangan diketahui bernama Eri, di pintu masuk toko tersebut, Rabu (6/11/2013) siang.

Selain mengagetkan, teriakan Eri juga membuat gembira sebagian peserta trip yang terbang dari Jakarta, Senin (4/11/2013) dini hari meninggalkan Indonesia atas undangan perusahaan pembuat speaker Merek Fenda di Shenzhen tersebut. Sebab, ada di antara mereka yang mengantungi hanya mata uang rupiah, alias tak membawa dollar Hong Kong, dollar Amerika Serikat, maupun uang Yuan.

Teriakan itu mengundang kegembiraan, karena biasanya di Macau mata uang rupiah tidak laku. Para pedagang di lokasi yang terkenal sebagai wilayah perjudian ini hanya mau menerima dollar Hong Kong, dollar Amerika Serikat, Yuan, atau Patacca (mata uang lokal Macau).

Beberapa peserta trip kemudian masuk ke toko berlabel Minchai Machau and China Antique Art, yang beralamat di Rua D Belchior Carneiro No 8-8A, Macau, tersebut. Di dalam toko, sang pemilik berada di balik mesin kasir. Sophie Lei, demikian nama wanita pemilik toko. Sedangkan Eri dan seorang temannya, tenaga kerja asal Filipina, sibuk melayani para pembeli.

Kepada Tribun, Eri (yang tak mau menyebutkan nama lengkapnya, Red) mengaku berasal dari Karangwuni, Glagah, Kabupaten Kulonprogo, DIY. Eri mengaku bekerja di Macau sejak dua tahun lalu. Sebelumnya, selama dua tahun pula, Eri bekerja di Hongkong.

"Saya dari Glgagah. Dulu saya berangkat ke Hongkong melalui PJTKI (Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia, Red) di Wonosobo, Jawa Tengah," kenang Eri.

Menurut Eri, sejak meninggalkan kampung halaman, empat tahun silam, ia belum pernah pulang ke Karangwuni. Ia juga mengaku belum tahu kapan akan mudik. Mengenai caranya berkomunikasi dengan keluarganya di Karangwuni, Eri mengaku memanfaatkan peranti telepon seluler, termasuk dengan menggunakan SMS.

Tidak memakai internet? "Saya ndak biasa pakai internet," jawab Eri, sambil melayani para peserta 'Fenda Trip Insentif ke Hongkong, Shenzhen dan Macau' yang memilih suvenir-suvenir di toko majikannya.

Karena kesibukan Eri itulah Tribun tak bisa menggali lebih dalam tentang hal-hal terkait Eri. Misalnya tentang jumlah gajinya, tentang jadwal liburnya, dan mengenai kebiasannya menghabiskan waktu liburan. Juga, tentang berapa banyak tenaga kerja wanita (TKW) maupun pria dari Indonesia seperti dirinya yang ia kenal di Macau. Hal pasti, toko suvenir di sebelah toko Eri bekerja, juga mempekerjakan TKW asal Indonesia.

Hal pasti pula, di Macau memang terdapat cukup banyak tenaga kerja Indonesia (TKI). Pemandu trip, Ester (66), kepada Tribun menjelaskan ada sekitar 7.000 tenaga kerja wanita dan pria asal Indonesia di Macau, yang berpenduduk sekitar 500 ribu jiwa tersebut.

"Banyak tenaga kerja dari luar di sini. Terbanyak, dari Filipina, sekitar 50 ribu orang," kata perempuan yang akrab disapa Oma Ester, yang mengaku kelahiran Medan, Sumatera Utara, dan pindah dari Medan bersama keluarganya ketika berusia 15 tahun ini.

Keberadaan Eri menjadi satu bukti bahwa pelancong asal Indonesia ke Macau relatif banyak. Jika tidak, tentu pemilik toko tak akan mempekerjakan karyawan dari Indonesia.

Senang Belanja

Nah, bila pengusaha di Macau mempekerjakan TKW, dan menerima uang rupiah, demi menarik kedatangan para pembeli dari Indonesia, di Lou Hu sebagian pedagang dan penjaga toko fasih berbahasa Indonesia meski belum pernah pergi ke Indonesia. Saat para peserta trip mampir di pusat shopping kenamaan di Shenzhen tersebut, Senin (4/11) malam, beberapa pemilik toko maupun pelayan memakai Bahasa Indonesia saat menawarkan dagangan.

"Orang Indonesia yang ke sini (Hongkong dan Shenzhen, Red) dikenal senang belanja. Karena itulah para pedagang di sini belajar Bahasa Indonesia," kata Aliang (43), pemandu trip asal Shenzhen, saat mengantar ke Lou Hu para peserta 'Fenda Trip Insentif ke Hongkong, Shenzhen dan Macau.

Benar saja. Saat Tribun bersama beberapa peserta trip masuk ke lantai dua Lou Hu, beberapa pedagang yang melihat rombongan ini langsung menawarkan barang menggunakan Bahasa Indonesia. Termasuk, seorang perempuan muda yang menjual beraneka ragam tas, di salah satu sudut Lou Hu, di lantai tiga. "Ayo silakan pilih. Ini model baru. Cantik. Banyak (pilihan) warnanya," kata dia.

Ketika barang dagangannya ditawar, perempuan muda ini sempat menyatakan keberatan. "Tidak boleh. Murah, lho. Ini bagus dan cantik. Tambah (uang) sikitlah," celotehnya.

Ditanya Tribun, ia mengaku belum pernah pergi ke Indonesia, dan tidak tahu di mana letak Indonesia. Kok bisa berbahasa Indonesia? "Belajar," jawabnya, seraya melayani beberapa perempuan rombongan peserta 'Fenda Trip Insentif ke Hongkong, Shenzhen dan Macau'.

Hanya, tak semua peserta trip mau berbelanja di Lou Hu, khususnya yang khawatir mendapatkan barang palsu alias barang KW. Ikhwal barang palsu itu sudah diingatkan sang pemandu lokal tur, Aliang, saat para peserta trip hendak dibawa ke Lou Hu, terutama Ponsel dan gadget. Menurut Aliang, sebuah gadget atau ponsel bisa dipalsukan oleh beberapa pemilik pabrik. Jadi, ada Ponsel merek A palsu kelas satu, kelas dua, kelas tiga dan sebagainya....

Selain tentang keberadaan barang-barang palsu beraneka ragam, Aliang juga mengingatkan tentang ulah sebagian pedagang yang nakal. Menurutnya, beberapa pedagang sering menipu pembeli dengan memberikan uang kembalian dollar palsu Hongkong. "Pembeli dari Indonesia mana bisa mengenali uang palsu atau uang asli di sini," tegasnya. (*)


Anda sedang membaca artikel tentang

Ternyata Pelayan Toko Suvenir di Hongkong Ini dari Kulonprogo

Dengan url

http://jogyamalioboro.blogspot.com/2013/11/ternyata-pelayan-toko-suvenir-di.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Ternyata Pelayan Toko Suvenir di Hongkong Ini dari Kulonprogo

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Ternyata Pelayan Toko Suvenir di Hongkong Ini dari Kulonprogo

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger