TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Lebih dari separuh sumber air di Sleman tercemar oleh bakteri E-Coli. Hal itu diperoleh dari hasil pemeriksaan kualitas air yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Sleman hingga bulan September 2013.
Dari hasil penelitian tersebut, sumber air yang paling banyak tercemar E-Coli terdapat di tiga kecamatan, yaitu Moyudan, Minggir dan Seyegan. Bahkan untuk kecamatan Moyudan dan Minggir, prosentase air sumur yang memenuhi syarat kecil, yaitu di bawah 20 persen.
Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Mafilindati Nuraini menjelaskan, pemeriksaan dilakukan dalam dua jenis, yakni kandungan bakteriologi dan kimia. Pada pemeriksaan bakteriologi September, kandungan bakteri E-Coli dari 5.270 sumber air yang diperiksa, hanya 2.699 yang memenuhi syarat batas kandungan bakteri E-Coli.
"Dari hasil pemeriksaan data kualitas air di Sleman, yang tidak memenuhi syarat atau mengandung bakteri E-Coli sebesar 51,21 persen; sedangkan yang memenuhi syarat sebanyak 48,79 persen," ujarnya kepada Tribun Jogja di kantornya, Jumat (8/11/2013).
Menurutnya, pencemaran bakteri E-Coli terjadi karena sebagian sumber air atau sumur di Sleman dianggap terlalu dangkal, sehingga tercemar air permukaan atau air sungai. Selain itu, kualitas sumur juga memungkinkan terjadinya pencemaran dari limbah.
Meski begitu, ia menyatakan bahwa prosentase kualitas air yang memenuhi syarat kemungkinan masih akan meningkat, karena pemeriksaan dilakukan hingga Desember mendatang. Untuk itu ia masih akan melihat hasil akhir pemeriksaan tahun ini pada akhir tahun nanti.
Menurutnya, setelah diketahui prosentase pencemaran air nanti, pihaknya akan memberikan rekomendasi untuk penanggulangannya bagi warga. Yang paling lazim adalah dengan pemberian klorin atau kaporit pada sumber air.
Dinas Kesehatan Sleman menargetkan prosentase air yang memenuhi syarat capat mencapai lebih dari 50 persen. Ia menyebut untuk mencapai angkat yang lebih tinggi, hal itu sangat sulit, karena berbagai faktor yang ada di Sleman.
"Idealnya, kalau target MDGs mencapai di atas 60 persen air memenuhi syarat dari kandungan bakteri E-Coli. Tapi yang menjadi acuan bukan sumber air warga, tapi PDAM," jelasnya.
Selain mengandung bakteri yang tinggi, air di Sleman juga mengandung bahan kimia yang juga tinggi, yaitu besi. Dari pemeriksaan tahun 2012, hanya sebanyak 63,27 persen sumber air di Sleman yang memenuhi syarat kimia.
Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Sleman, Novita Krisnaini menambahkan, selain merekomendasikan pemberian klorin atau kaporit, telah dicanangkan program sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) di 43 desa dan program stop buang air besar (BAB) sembarangan.
Air yang mengandung bakteri E-Coli yang tinggi dapat menyebabkan penyaki diare dan tipus. Air yang mengandung bakteri E-Coli berarti air tersebut telah tercemar tinja manusia atau hewan.
Kepala Seksi Pengelolaan Air Limbah Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Sleman, Sri Restuti Nur Hidayati menjelaskan bahwa penyebab pencemaran bakteri terhadap air tanah adalah jarak antara sumber air dengan tempat pembuangan limbah yang kurang dari 10 meter.
Untuk itu, ia terus menggencarkan program pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Pada 2013, fasilitas IPAL sudah terhubung ke 900 sambungan rumah. Nantinya, IPAL ditarget menjangkau hingga 3.000 sambungan rumah pada 2014-2015 mendatang.
Saat ini, Kabupaten leman telah memiliki 35 IPAL komunal yang dikelola swadaya masyarakat. Sementara, 23 instalasi lainnya masih dalam proses pembangunan. Sedangkan 10 IPAL di wilayah perkotaan lainnya diharapkan mampu mengurangi pencemaran bakteri.(wid)
Anda sedang membaca artikel tentang
Sumber Air 3 Kecamatan di Sleman Mengandung Bakteri E-Coli Berlebih
Dengan url
http://jogyamalioboro.blogspot.com/2013/11/sumber-air-3-kecamatan-di-sleman.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Sumber Air 3 Kecamatan di Sleman Mengandung Bakteri E-Coli Berlebih
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Sumber Air 3 Kecamatan di Sleman Mengandung Bakteri E-Coli Berlebih
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar