Laporan Reporter Tribun Jogja, Joko Widiyarso
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Dalam kunjungannya ke Yogyakarta, Komnas HAM juga mendatangi Kantor Pemkab Sleman untuk menanyakan perkembangan kasus pembubaran diskusi oleh ormas FAKI di Wisma Santi Dharma, Godean, Minggu (27/10/2013).
Komnas HAM juga menanyakan kasus penembakan di rumah caleg PDIP, Lestanta Budiman di Jalan Wakhid Hasyim 40B, Condongcatur, Depok, Sleman, Senin (4/11/2013) lalu.
Selain itu, Komnas HAM yang diwakili Komisioner Bidang Pemantauan dan Pelanggaran HAM, Natalius Pigai juga menanyakan kepada Wakil Bupati Sleman, Yuni Satia Rahayu soal kasus pembunuhan wartawan Bernas, Fuad Muhammad Syafruddin alias Udin.
"Kami ke sini berdasarkan laporan pengurus PDIP dan informasi dari media soal penembakan seorang caleg PDIP dan pembubaran diskusi oleh oknum ormas antikomunis. Kami juga ingin tanyakan kasus Udin, karena kami juga concern soal kasus itu," ujarnya, Kamis (14/11/2013).
Ia menuntut kepolisian di wilayah Sleman untuk segera mengungkap seluruh kasus tersebut. Menurutnya, harus segera dibeberkan siapa dan motif apa yang membuat pelaku melakukan tindakan kriminal tersebut.
Secara khusus, Natalius menerangkan bahwa soal penembakan caleg, Komnas HAM telah membentuk tim pengawasan pemilu 2014. Tim tersebut juga memiliki kewenangan mengawasi pemilu agar dapat dilaksanakan dengan jujur, objektif, dan adil.
"Hak mengenai pemilu, yaitu memilih dan dipilih adalah hak asasi yang tidak dapar dikurangi. Jadi semua orang berhak menjadi caleg untuk dipilih atau memilih caleg pilihannya," jelasnya.
Mengenai kasus penembakan di rumah Lestanta, Natalius memperkirakan bahwa hal itu secara langsung dan tidak langsung akan mengurangi hak yang bersangkutan. Pasalnya, setelah persitiwas tersebut tidak akan ada lagi konstituen atau warga yang berani mendatangi rumahnya atau didatangi oleh caleg tersebut.
"Jadi kami ingin memastikan tidak adanya tekanan atau teror terkait pemilu. Khususnya untuk rakyat, mereka harus terhindar dari segala macam bentuk teror oleh pihak yang tidak bertanggung jawab," terangnya.
Ia bahkan menjelaskan bahwa saat ini mulai muncul sejumlah laporan dari beberapa partai politik mengenai tindakan yang dianggap teror dan merugikan seorang caleg atau bahkan parpol. Menurutnya, hal itu akan terus ada hingga pemilu 2014 nanti.
"Makanya kami ke sini untuk mempertanyakan tindak lanjut penanganan dan perkembangan penanganan kasus-kasu tersebut. Kami hanya ingin adanya kepastian soal kasus tersebut," paparnya.
Wakil Bupati Sleman, Yuni Satia Rahayu membenarkan bahwa belum lama ini terjadi kasus pembubaran sebuah diskusi di Godean dan penembakan di Depok. Namun ia menjelaskan bahwa kasus Udin terjadi di Bantul, bukan Sleman.
"Kami menyadari bahwa di Sleman memang ada berbagai orang dari bermacam-macam agama, adat istiadat, dan kebiasaan yang berbeda. Maka dari itu memang gesekan bisa saja terjadi dan mengganggu kehidupan bermasyarakat," katanya.(*)
Anda sedang membaca artikel tentang
Komnas HAM Pertanyakan Kasus Godean dan Concat
Dengan url
http://jogyamalioboro.blogspot.com/2013/11/komnas-ham-pertanyakan-kasus-godean-dan.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Komnas HAM Pertanyakan Kasus Godean dan Concat
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Komnas HAM Pertanyakan Kasus Godean dan Concat
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar