Para Kadet Muslim Boleh Tak Berpuasa

Written By Unknown on Jumat, 12 Juli 2013 | 11.22

TRIBUNJOGJA.COM - Belasan kadet Muslim di Akademi Angkatan Udara Amerika di Colorado, salat magrib setelah mereka membuka sepatu bot dan wudhu dengan air dari botol minum di kampus mereka. Mereka memasuki sebuah tenda yang dipakai sebagai tempat bersembayang bagi Muslim di Jack Valley.

Ini bukanlah Ramadhan biasa bagi Jemaah salat magrib yang dipimpin Imam Mohamed Jodeh. Meskipun Muslim di seluruh dunia menjalankan puasanya mulai dari matahari terbit hingga tenggelam, tetapi para kadet ini makan sebelum waktu magrib.

Seorang kadet keturunan Tunisia, Mohammed Gallala mengatakan, sejak duduk di bangku SMA, ia tidak pernah satu haripun luput berpuasa selama bulan Ramadan.
Tapi para kadet itu harus makan selama menjalani latihan fisik. Perut kosong bisa menjadi penghalang bagi mereka.

Imam Jodeh, yang menjadi penghubung antara warga Muslim di Akademi Angkatan Udara dan para rohaniwan di sana, menawarkan pemecahan masalah itu dengan mengeluarkan sebuah fatwa, atau keputusan ulama yang menetapkan bahwa kadet dianggap sebagai musafir atau orang yang sedang bepergian, selama mereka menjalani latihan fisik di Jack Valley.

"Seorang musafir boleh menunda puasa, tapi ia harus menggantinya setelah bulan Ramadan berakhir", kata Jodeh. "para kadet itu dianggap musafir, karena Akademi itu bukan rumah mereka, maka mereka punya hak untuk memperpendek rakaat sembahang dan tidak berpuasa".

Setelah salat magrib, Jodeh berbicara kepada para kadet tentang pentingnya gerakan-gerakan salat.

"Di dalam agama Islam, ada makna dan alasan untuk segala sesuatu", jelasnya, memeragakan posisi tangan yang tepat ketika bersembayang. "Pada waktu kita memberi hormat, bagaimana kita melakukannya? Gerakannya seragam. Kita memuja Allah mahabesar, dan kita menghormati kiblat dengan mengangkat kedua tangan kita setinggi bahu kita".

Kadet Omar Obeidat mengatakan, para perwira pelatih di Akademi itu juga bekerja dengan para kadet untuk mengatur jadwal salat hari itu.

"Kita harus mengaturnya dengan para pelatih , dan kita hanya diberi waktu 5 menit tiap kali salat", kata Obeidat, asal Irbid, Jordania".

Mayor Darren Duncan, rohaniwan militer setempat mengatakan, memenuhi gurus keperluan keagamaan dan spiritual para kadet bermanfaat untuk pembangunan watak mereka.

"Konsep kami adalah membangun watak pemimpin melalui pembentukan spiritual," kata Duncan. "Ini merupakan dukungan keagamaan bagi siapapun untuk semua hari besar: Ramadan, Kwanzaa bagi warga Afrika Barat, dan Hanukah bagi Yahudi".

Kadet di kelas yang lebih tinggi juga mendapat akses ke jadwal ibadah biasa, dan bagi mereka yang sedang menjalani latihan lapangan, juga dapat membicarakannya dengan rohaniwan militer untuk mengatur waktu ibadah mereka, kata Duncan. Bulan Ramadan akan berakhir sekitar tanggal 7 Agustus. (*)


Anda sedang membaca artikel tentang

Para Kadet Muslim Boleh Tak Berpuasa

Dengan url

http://jogyamalioboro.blogspot.com/2013/07/para-kadet-muslim-boleh-tak-berpuasa.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Para Kadet Muslim Boleh Tak Berpuasa

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Para Kadet Muslim Boleh Tak Berpuasa

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger