Laporan Reporter Tribun Jogja, Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pencabutan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) yang dilakukan Januari silam disesalkan oleh Ariesta Nawangsari. Pasalnya, dari penelitian yang dilakukannya, banyak siswa yang terpacu untuk belajar lebih giat dengan bersekolah di RSBI.
"Label RSBI membuat murid lebih giat belajar, kalau tidak belajar maka mereka tidak lebih," ujar siswa kelas XII SMAN 5 Yogyakarya ini, pada Sagasitas Research Exhibition 2013, di GOR Amongrogo, Jumat (5/7/2013).
Dalam penelitian bertemakan Analisis Pengaruh Penghapusan RSBI di SMA Kota Yogyakarta terhadap Image Siswa ini menunjukkan mayoritas siswa mendukung keberadaan RSBI. Ia mengungkap sebanyak 48,29 persen siswa tidak setuju RSBI dihapuskan sedangkan 21,1 persen sangat tidak setuju dihapus.
"Data ini didapat dari hasil riset terhadap 100 responden yang ada di empat SMA eks RSBI di Yogyakarta," terangnya.
Siswa yang pro terhadap keberadaan RSBI ini berpendapat, dengan memiliki anggaran yang besar, sekolah ini dapat menularkan manfaat bagi siswanya. Bagi mereka, RSBI menuntut siswanya untuk berpikir dan bersaing secara global. Adanya fasilitas pertujaran perlajar antar sekolah di masing-masing negara merupakan satu contoh tantangan persaingan tersebut.
Ia melanjutkan, melangkah ke bangku SMA membuat siswa harus siap menghadapi tantangan-tantangan tersebut. Apalagi saat ini persaingan Sumber Daya Manusia antar negara sudah semakin terbuka, dan babak ASEAN community tahun akan segera tiba.
"Wajar bila RSBI memprioritaskan penguasaan bahasa Inggris, karena bahasa tersebut saat ini digunakan sebagai bahasa internasional," jelasnya.
Dengan dihapuskannya RSBI, lanjut peneliti lainnya, Nanda Tsalasani, maka sekolah-sekolah juga mulai meninggalkan penggunaan IT. Padahal menurutnya, IT merupakan bagian dari kebutuhan sehari-hari, termasuk belajar. "Hasil penelitian ini akan dikirim ke Jakarta untuk mengikuti OPSI 2013," tambahnya.
Selain pada aspek pengurangan penggunaan IT, penghapusan RSBI juga berdampak pada kesempatan siswa untuk ikut serta dalam pertukaran pelajar ke luar negeri. Baginya, program tersebut merupakan kesempatan yang sangat baik untuk siswa agar bisa mempelajari banyak hal dari pengalamannya di luar negeri. "Pengurangan alokasi anggaran akan berdampak pada pemampatan kuota pertukaran pelajar," keluhnya.
Sekalipun RSBI dihapuskan, namun ia berharap siswa yang bersekolah di sekolah eks RSBI tetap memiliki pola pikir sama seperti saat RSBI diterapkan, yakni pola pikir berwawasan global. "Siswa eks RSBI harus tetap mempertahankan prestasinya, terutama kualitas setelah lulus," tutupnya. (TRIBUNJOGJA.COM)
Anda sedang membaca artikel tentang
Mayoritas Siswa di Yogya Tak Setuju RSBI Dihapuskan
Dengan url
http://jogyamalioboro.blogspot.com/2013/07/mayoritas-siswa-di-yogya-tak-setuju.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Mayoritas Siswa di Yogya Tak Setuju RSBI Dihapuskan
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Mayoritas Siswa di Yogya Tak Setuju RSBI Dihapuskan
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar