Namun, dari informasi yang didapatnya dari Irawan dan kru yang bekerja di sana, bahwa ruangan yang dipakai untuk syuting tidak bersentuhan langsung dengan para pasien yang kesemuanya adalah anak-anak.
"Kami tahu di sana pasien, tapi enggak tahu kalau anak ini kritis, ini tidak," ujar Femmy kepada Tribunnews.com.
Sebagaimana diberitakan Tribunnews.com, bahwa ayahanda Ayu, Kurnianto Ahmad Syaiful (47), mengakui meninggalnya anaknya adalah karena penyakit dan bukan karena adanya kegiatan syuting sinetron itu.
Menurut Kurnianto, sebenarnya dirinya hanya mengeluhkan atas ketidaknyamanan karena area ICU tempat anaknya dirawat dilakukan kegiatan syuting sinetron itu. Sebab, ruang untuk pengambilan gambar itu termasuk bagian dari ruang ICU.
Ketidaknyamanan itu, yakni banyaknya kru sinetron disertai peralatan syuting, yang lalu-lalang di sekitar anak-anak dirawat ICU ang terjadi di area ICU pada Rabu malam saat anaknya dirawat di ICU. Padahal, area ICU merupakan ruang medis yang harus steril mengingat orang-orang dirawat di tempat itu adalah pasien kritis.
Namun, hal itu dibantah oleh Femmy karena berdasarkan informasi dari kru-kru yang ada di lokasi adalah tidak demikian. Adapun kru dan artis yang aktif berada di ruangan yang dipakai syuting berjumlah lima orang.
"Lampu sorot Kino flo cuma ada tiga lampu yang aktif. Kabel ada tapi di pinggir jalan lorong," ujar Femmy.
Ia pun menilai adalah tidak mungkin bila para kru menimbulkan suara yang keras saat proses syuting di area ICU itu. "Berisik bagaimana, kalau suara pasti ada, paling cut- action begitu," ujarnya.
Saat meninggalnya Ayu, sebagian besar kru dan artis tidak tahu saat Ayu meninggal dunia. Sebab, mereka sudah menyelesaikan proses pengambilan gambar saat Ayu menempati ruang ICU di lantai 2 rumah sakit tersebut.
"Mereka kebanyakan di bawah. Ini kan saat Ayu datang, itu syuting di ICU sudah selesai, lalu pengambilan gambar dilanjutkan ke lorong. Di lorong satu jam, lalu pindah ke bawah, tapi enggak boleh karena ada pasien di UGD. Mungkin saat proses pengambilan barang-barang itu yang dilihat ayahnya sehingga dibilang lalu-lalang itu," paparnya.
Azhari, salah satu kru bagian tata lampu, juga mengutarakan bahwa dirinya tidak tahu-menahu adanya pasien yang meninggal tersebut. "Kita enggak tahu ada yang meninggal. Tahunya pas besoknya setelah ramai-ramai. Kami kan menginap di salah satu ruangan VIP di ruangan Melati," ujarnya.
Selama 3,5 jam proses syuting di area ICU itu, Azhari mengaku tak tahu sejumlah anak di ruang medis itu tengah mendapat penanganan medis instensif dari dokter.
Ia pun merasa dirinya hanya bekerja seperti biasa tanpa ada kegiatan yang mengganggu pasien di ICU. "Lalu lalang itu, kita bolak-balik ambil barang beberapa kali, setelah ambil lalu keluar," kata Azhari. (*)
Anda sedang membaca artikel tentang
Kru "Love in Paris" Tak Tahu Ada Pasien Kritis di ICU
Dengan url
http://jogyamalioboro.blogspot.com/2012/12/kru-in-paris-tak-tahu-ada-pasien-kritis.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Kru "Love in Paris" Tak Tahu Ada Pasien Kritis di ICU
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Kru "Love in Paris" Tak Tahu Ada Pasien Kritis di ICU
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar