TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL
- Bila anda gemar makan Gudeg, maka tentu tidak asing lagi dengan krecek. Dalam sajian gudeg krecek ini hampir selalu menjadi pelengkap.Krecek adalah makanan yang terbuat dari bahan dasar kulit sapi maupun kerbau.Salah satu produsen krecek di wilayah Bantul adalah Sapardi Hadi Siswanto. Pria ini sudah sejak tahun 1985 memproduksi krecek. Meneruskan usaha orangtuanya Hadi mengaku sudah jatuh bangun membangun usaha ini.Usahanya sempat berhenti total saat terjadi gempa besar tahun 2006 silam, baru setahun kemudian ia mulai memproduksi lagi.
Untuk bahan dasar pembuatan krecek utamanya adalah kulit kerbau yang sebagian besar didatangkan dari Tanah Toraja."Perlembar kulit kerbau ini Rp 17.000, rata-rata beratnya 20kg," katanya.
Pertama-tama kulit direndam selama sehari semalam. Kemudian disisik dan dipotong-potong dengan panjang sekitar 30 cm lalu direbus selama dua jam. Setelah itu baru dipotong-potong lagi sesuai pesanan konsumen. Terakhir dijemur dibawah terik matahari.
Untuk proses penjemuran bila cuaca cerah cukup dilakukan selama tiga hari, namun bila mendung butuh waktu hingga lima hari.
Bila permintaan ramai, Hadi bisa memproduksi hingga 100 kwintal sehari, itu pernah terjadi saat hari raya Idul Fitri bagi Umat Islam tiba. Namun bila hari-hari biasa minimal produksi 3 kwintal.
"Memang permintaan paling ramai saat lebaran tiba. Sehari-hari ya hanya memenuhi permintaan pasar sekitar Yogya saja," terangnya.
Ada tiga jenis kualitas produksi krecek Hadi. Untuk kualitas super ia jual Rp 84 ribu per Kg, sedangkan kualitas kedua Rp 71 per Kg dan kualitas ketiga Rp 50 ribu per Kg. Kemudian ada lagi jenis lalapan dijual Rp 100 ribu.
Sementara, berdasarkan permintaan pasar jenis krecek dibedakan lagi ukurannya sesuai permintaan daerah tertentu. Semisal untuk krecek ukuran kotak besar biasa dipesan konsumen dari pasar berdasarkan Wates dan Bantul.
Krecek potongan panjang kecil dipesan untuk pasar Giwangan, potongan panjang besar untuk pasar Beringharjo. Untuk potongan bundar biasa dipesan konsumen pasar Niten, Imogiri. Sedangkan konsumen dari Kudus semua jenis potongan dipesan.
Berdasarkan jenis pemakain krecek juga dibedakan lagi, misalnya untuk penjual gudeg menggunakan kualitas tiga, kualitas dua untuk penjual bubur, dan kualitas super untuk sayur.
Bersama istri dan dua orang anak serta karyawan berjumlah 34 orang. Hadi mengaku, kini hanya bisa bertahan saja. Selain semakin banyaknya kompetitor ia juga terkadang terkendala stok. Bila anda tertarik mencicipi atau memesan Krecek ini, bisa langsung meluncur ke rumah Hadi yang berada di Jalan Samas Nggebangan Palbapang Ndagaran Bantul. (*)
Anda sedang membaca artikel tentang
Siswanto Masih Setia Produksi Krecek
Dengan url
http://jogyamalioboro.blogspot.com/2012/11/siswanto-masih-setia-produksi-krecek.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Siswanto Masih Setia Produksi Krecek
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Siswanto Masih Setia Produksi Krecek
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar