SBY Sedih Ada Banyak Daerah Rawan Bencana

Written By Unknown on Rabu, 24 Oktober 2012 | 11.22

Laporan Reporter Tribun Jogja, Mona Kriesdinar

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL

- Presiden Republik Indonesia (RI) Susilo Bambang Yudhoyono secara resmi membuka The 5th Asian Ministerial Conference on Disaster Risk Reduction (AMCDRR), di Jogja Expo Center (JEC), Yogyakarta, Selasa (23/10/2012) pagi.

Dalam pidatonya, SBY menyebut, berdasarkan indeks risiko bencana Indonesia (Indonesia Disaster Risk Index/IDRI), ada ada 494 daerah masuk dalam daerah berisiko bencana alam, baik rendah, menengah maupun tinggi.

Presiden pun mengaku sedih, karena sebagian besar di antara sejumlah wilayah itu masuk dalam kategori berisiko tinggi bencana. "Ini sangat menyedihkan Sebanyak 396 daerah berada di zona berisiko tinggi, mereka sangat rentan terhadap berbagai jenis bencana alam," kata Presiden saat menyampaikan pidato pembukaan. 

Pembukaan konferensi ditandai pemukulan gong oleh SBY, yang pagi itu didampingi Presiden Republik Nauru, Sprent Dabwido, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif, serta Special Representative of The UN Secretary General for Disaster Risk Reduction, Margaretha Wahlstrom.

Saat memberikan sambutan, SBY menegaskan, Indonesia merupakan wilayah rentan ancaman bencana alam. Dibuktikan dengan berbagai bencana, antara lain tsunami Aceh, gempa Yogyakarta, serta erupsi Gunung Merapi.  "Indonesia memiliki ancaman bencana yang nyata," paparnya.

Berkaca pada pengalaman penanganan bencana di Aceh dan Yogyakarta, pemerintah menempatkan pengurangan risiko bencana melalui enam cara. Pertama adalah memperkuat ketahanan lokal melalui pengembangan desa.

Desa siaga bencana ini bertujuan menciptakan masyarakat berbasis penanggulangan resiko bencana di tingkat lokal. Desa-desa ini juga menjadi bagian dari jaringan yang lebih luas untuk pelaksanaan rencana dan strategi penanggulangan bencana di tingkat nasional.

Presiden mengungkapkan, di tanah air, pemerintah telah membentuk inisiatif desa siaga bencana di daerah pedalaman dan di daerah pesisir (desa pesisir tangguh).

Kedua, peningkatan partisipasi seluruh pemangku kepentingan, termasuk kelompok masyarakat sipil, akademisi, profesional, anggota parlemen, pemimpin agama, dan bahkan komunitas bisnis.

Untuk itu, Presiden meluncurkan Jaringan Nasional Kerjasama Sumber Daya Bencana untuk Indonesia. Selain itu, juga membentuk Jaringan Kemitraan Penanggulangan Bencana kerjasama pemerintah dengan perusahaan rekayasa dan konstruksi.

Ketiga, pengembangan kapasitas sumber daya manusia dan teknis di tingkat lokal yang meliputi pengetahuan, keahlian, ketrampilan dan kebijaksanaan. Keempat, dana untuk pembiayaan penguatan kapasitas penanggulangan bencana.

Kelima, koherensi antara kapasitas nasional dan lokal. Rencana aksi nasional harus memperkuat rencana aksi lokal.

Keenam, integrasi penanggulangan risiko bencana dan inisiatif adaptasi perubahan iklim  ke dalam proses pembangunan daerah dan nasional. "Siap atau tidak, kita sukses atau tidak, kapasitas kita dalam merespon bencana alam sangat ditentukan oleh enam faktor tersebut," kata Presiden.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif, menegaskan, masyarakat sebenarnya sudah menyadari ancaman bahaya bencana. Proses mitigasi pun sudah dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari. Namun sayang, belum banyak pihak swasta yang berpartisipasi.

"Persentasenya (partisipasi swasta) tidak sampai setengah persen," kata Syamsul.

Keikutsertaan swasta dalam proses mitigasi, tidak harus dalam bentuk sumbangan uang, namun bisa dengan cara membuat simulasi menghadapi berbagai macam bencana, berdasarakan potensi di wilayah masing-masing.

Sedangkan Ketua Platform Nasional Pengurangan Resiko Bencana (Planas), Avianto Muhtadi, mengingatkan ketersediaan dana pada masa tanggap darurat bencana.

Berdasarkan pengalaman di lapangan, kesiapan dana kedaruratan berpengaruh signifikan terhadap kinerja kedaruratan.

Oleh karena itu, dana penanggulangan bencana haruslah stand by dan siap dipergunakan secara transparansi dan akuntabilitas.

"Penggunaan dana bantuan luar negeri pun harus dilakukan secara benarsehingga tidak menimbulkan bencana baru," tandasnya.

(Tribunjogja.com)


Anda sedang membaca artikel tentang

SBY Sedih Ada Banyak Daerah Rawan Bencana

Dengan url

http://jogyamalioboro.blogspot.com/2012/10/sby-sedih-ada-banyak-daerah-rawan.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

SBY Sedih Ada Banyak Daerah Rawan Bencana

namun jangan lupa untuk meletakkan link

SBY Sedih Ada Banyak Daerah Rawan Bencana

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger