TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Tak hanya kasus leptospirosis atau kencing tikus saja yang meningkat di puncak musim hujan ini, kasus demam berdarah di Kota Yogyakarta juga mengalami peningkatan.
Rubangin, District Surveilance Officer Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta memaparkan hingga Maret 2015, kasus demam berdarah di Kota Yogyakarta sudah mencapai 233 kasus.
Dari sejumlah kasus tersebut, tiga orang dinyatakan meninggal. Masing-masing berasal dari Kecamatan Gondokusuman, Mergangsan, dan Tegalrejo.
"Dengan tingginya kasus demam berdarah di musim-musim seperti ini, maka saya harapkan masyarakat yang mengalami demam selama satu hingga 2 hari segera memeriksakan diri ke Puskesmas. Jika masuk ke hari ketiga masih demam, maka segera meminta rujukan ke rumah sakit. Agar penanganannya tidak terlambat," ujar Rubangin, Kamis (11/3/2015).
Guna membantu masyarakat Kota Yogyakarta agar bisa melakukan penanganan gejala demam berdarah lebih awal, Dinkes Kota Yogyakarta juga sudah mendistribusikan alat NS1 ke sejumlah puskesmas. Alat ini berfungsi untuk mendiagnosis gejala demam berdarah sejak dini.
Menurut catatan Dinkes Kota Yogyakarta, tahun ini ada tiga kelurahan yang memiliki kasus demam berdarah tertinggi. Antara lain kelurahan Baciro sebanyak 16 kasus, kelurahan Kricak 14 sebanyak 14 kasus, dan kelurahan Bumijo sebanyak 14 kasus.
"Tahun kemarin kelurahan dengan kasus tertinggi ada di kelurahan Sorosutan dengan 16 kasus. Tapi tahun ini hanya ada 5 kasus disana," tutup Rubangin. (tribunjogja.com)
Anda sedang membaca artikel tentang
Kasus Demam Berdarah Ikut Meningkat
Dengan url
http://jogyamalioboro.blogspot.com/2015/03/kasus-demam-berdarah-ikut-meningkat.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Kasus Demam Berdarah Ikut Meningkat
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Kasus Demam Berdarah Ikut Meningkat
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar