Laporan Reporter Tribun Jogja, Singgih Wahyu Nugraha
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Bank Indonesia ke depannya akan menyasar kalangan pesantren di DIY untuk memasyarakatkan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT). Beberapa pesantren dinilai sudah cukup siap untuk pelaksanaan program tersebut dengan sistem sarana yang telah terbangun.
Deputi Kepala Kantor BI wilayah DIY, Hilman Tisnawan, mengatakan, tidak semua pesantren akan digandeng untuk sosialisasi dan reaplikasi GNNT tersbeut. Hanya beberapa pesantren dengan komunitas santri cukup banyak serta dukungan infrastruktur di dalamnya yang telah terpenuhi. Semisal, ada koperasi maupun minimarket. Kondisi tersebut bakal lebih memudahkan proses penerapan transaksi non tunai karena sosialisasi bisa berjalan cepat.
"Jadi kami akan pilih beberapa pesantren dengan komunitas cukup banyak dan kehidupan yang menyatu. Misalnya, dia buka toko di kompleks pesantrennya sehingga bisa dilakukan transaksi e-money," kata Hilman, Rabu (18/3/2015).
Hal itu menjadi bagian dari upaya BI untuk mempercepat terciptanya less cash society. Adapun sebelumnya, Kanwil BI DIY telah melakukan sosialisasi dan reaplikasi transaksi non tunai ke beberapa segmen masyrakat, di antaranya kalangan pelajar dan mahasiswa. Reaplikasi serupa bakal digencarkan ke sektor-sektor lainnya secara bertahap.
Menurut Hilman, transaksi non tunai lebih efisien dan bermanfaat dari beberapa aspek fungsi. Dengan transaksi seperti e-money, sms banking, internet banking dan lainnya,transaksi yang dilakukan jadi lebih nyaman dan aman. Transaksinya juga lebih cepat dan bisa dilakukan di mana saja.
Selain itu, transaksi non tunai ini lebih transparan dan akuntabel karena tercatat dan terlacak. Beberapa bank disebutkannya juga sudah mengeluarkan produk non tunai karena memang manfaatnya luar biasa.
"Kalau tidak segera masuk ke situ (produk non tunai), ya akan kalah. Uang cetak kan produksinya mahal. Nah, itu nanti cost-nya juga akan dikurangi lalu dialihkan untuk produk e-money. Yang krusial itu sebenarnya regulatornya, undang-undangnya," imbuhnya.
Terdapat dua jenis e-money yakni yang teregistrasi maupun yang tidak teregistrasi. Untuk yang tidak melalui pendaftaran biasanya maksimal pengisian Rp 1 juta. Sedangkan yang teregister maksimal Rp 5 juta. Secara nasional, berdasarkan data BI, secara nasional ada 36 juta produk dengan transaksi mencapai Rp2,9 triliun pada 2013 lalu.
Bank Indonesia sendiri terus mendorong perbankan untuk penambahan sarana pendukung seperti mesin ATM dan mesin EDC (electronic data capture). (*)
Anda sedang membaca artikel tentang
BI Sasar Pesantren untuk Gencarkan Gerakan Non Tunai
Dengan url
http://jogyamalioboro.blogspot.com/2015/03/bi-sasar-pesantren-untuk-gencarkan.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
BI Sasar Pesantren untuk Gencarkan Gerakan Non Tunai
namun jangan lupa untuk meletakkan link
BI Sasar Pesantren untuk Gencarkan Gerakan Non Tunai
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar