Laporan Reporter Tribun Jogja, m Fathoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sebagian besar masyarakat, mungkin tidak asing dan masih mengingat kisah legenda Siluman Ular Putih, yang berasal dari Cina. Tak sedikit pula yang mungkin terkesan dengan legenda yang mengisahkan perjalanan cinta antara siluman ular dan manusia yang sempat diputar di televisi serta layar lebar, dalam beberapa versi itu.
POPULARITAS legenda Ular Putih itu disajikan dalam bentuk teater atau opera, dengan mengangkat judul yang sama. Adalah Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Teater ISI Yogyakarta, yang mementaskan "Opera Ular Putih" itu di Auditorium Teater ISI Yogyakarta, 26-27 Juni kemarin.
Sang sutradara, Chandra Nilasari, menuturkan, dirinya sengaja menampilkan kembali kisah Ular Putih, yang telah banyak dikenal masyarakat di Indonesia. Meski terbilang telah cukup lama, namun cerita perjalanan Ular Putih itu pastinya masih membekas dan diingat hingga saat ini.
"Saya pribadi merasa tertantang mengusung opera yang berasal dari naskah legenda Ular Putih ini, karena saya mencoba menghadirkannya dalam bentuk lain, yaitu teater," jelasnya, Senin (30/6).
Ia menjelaskan, proses persiapan pementasan teater Opera Ular Putih memakan waktu sekitar lima bulan. Dimulai dari pencarian pemeran, hingga penggalian karakter masing-masing tokoh dalam cerita itu.
"Kalau secara umum, kendalanya mungkin kami di sini masih kekurangan SDM untuk mengolah sebuah pertunjukan, untuk menjadi yang spektakuler seperti di negeri asalanya di Cina. Tapi memang di sinilah tantangan sebagai seorang sutradara," imbuhnya.
Kisah epik ini memang memiliki kesan tersendiri bagi sebagian orang, terutama pecinta serial Ular Putih beberapa tahun lalu. Tak terkecuali pula, Eka Nusa Pertiwi, sang pemeran tokoh utama dalam Opera Ular Putih itu.
Eka mengaku, sangat gembira saat dia dipilih sutradara teater untuk memerankan sosok Ular Putih. Pasalnya, dia merupakan salah satu penggemar berat serial Ular Putih yang pernah diputar di stasiun televisi swasta nasional beberapa tahun lalu itu.
"Wah, rasanya seperti dapat hadiah atau berkah tersendiri. Dulu waktu kecil, saya memang suka sekali nonton serial Ular Putih, dan sekarang saya malah bisa memerankan langsung sebagai tokoh utama si Ular Putih ini," terangnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan tidak mengalami kesulitan berarti saat proses pendalaman karakter dan alur cerita. Hal itu lantaran Eka mengaku telah cukup familiar dan hafal dengan jalan kisah Siluman Ular Putih itu.
Meski demikian, demi menyempurnakan perannya, ia tetap kembali memutar dan menonton serial Ular Putih yang merupakan koleksinya. Dari situ, Eka juga terus mengeksplorasi dan mendalamai karakter yang ia perankan dalam opera tersebut.
"Saat saya dapat peran sebagai Ular Putih, proses yang lebih intens saya lakukan memang lebih banyak nonton ulang serialnya, dan coba gali lebih dalam karakter si Ular Putih," imbuh dia.
Satu hal yang ia dapat saat proses pendalaman karakter hingga pementasan selesai, Eka mengaku dirinya bisa lebih menangkap pesan moral dalam kisah Ular Putih. Menurutnya, legenda yang berasal dari Tanah Cina ini mengandung pesan agar kita lebih bisa menghargai kehidupan serta menjaga cinta terhadap orang yang dikasihi.
"Setidaknya, itu yang saya dapatkan dalam memerankan Ular Putih pada opera ini, pesan moral yang memang selama ini belum terlalu saya dapat saat menonton serialnya," kata Eka. (Tribunjogja.com)
Anda sedang membaca artikel tentang
ISI Tampilkan Opera Ular Putih
Dengan url
http://jogyamalioboro.blogspot.com/2014/07/isi-tampilkan-opera-ular-putih.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
ISI Tampilkan Opera Ular Putih
namun jangan lupa untuk meletakkan link
ISI Tampilkan Opera Ular Putih
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar