Laporan Reporter Tribun Jogja, Niti Bayu Indrakrista
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Menjelang Pemilihan Presiden 2014, budaya politik ketokohan di Indonesia kembali disorot. Tokoh-tokoh yang digadang-gadang akan menjadi kontestan sejauh ini belum mensosialisasikan visi misinya secara optimal.
Hal itu mengemuka dalam dikusi bertajuk 'Layakkah Mereka Memimpin Negeri Ini?' yang diselenggarakan di Pendapa Wisma Kagama Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Selasa (6/5) siang. Diskusi putaran pertama tersebut membahas mengenai calon presiden (capres) Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Joko Widodo.
Acara tersebut merupakan kerja sama sejumlah lembaga seperti Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Muhammadiyah, Social Movement Institute (SMI), Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), serta Tribun Forum dan Tribun Jogja.
Pembicara yang hadir yaitu IG Agung Puteri Astrid (politikus PDI Perjuangan), Haris Azhar (Koordinator KontraS), JJ Rizal (Sejarawan UI), dan Hempri Suyatna (MPM/Fisipol UGM).
Bertindak sebagai moderator yaitu Presiden SMI, Eko Prasetyo. Koordinator KontraS, Haris Azhar mengatakan, iklim politik di Indonesia saat ini sifatnya masih sangat personal dan mengedepankan figur.
Padahal jika terpilih nantinya, seorang presiden tidak akan memimpin sendiri. "Presidennya cuma satu, tapi lembaga eksekutif terdiri banyak orang," kata Haris.
Karena itu, menjadi penting mengamati dengan siapa para capres, termasuk Jokowi, akan maju nantinya. Menurut dia, ada dua kalangan yang patut diwaspadai jika mendampingi capres, yaitu mereka yang memiliki kepentingan bisnis serta politisi purnawirawan.
Dukungan pengusaha kepada politikus, kata Aris, biasanya demi menjaga kepentingan bisnisnya saja. Sementara sepak terjang purnawirawan dalam politik ia pandang seperti mengadopsi budaya politik rezim Orde Baru (Orba).
Haris sendiri memandang, sosok Jokowi mengemuka sebagai capres simbol kaum muda yang jauh dari Orba, dibandingkan dua kandidat capres lain yaitu Prabowo dari Partai Gerindra dan Aburizal Bakrie dari Partai Golkar. Meskipun demikian, Jokowi maupun partai pengusungnya masih harus berhati-hati agar tidak terjebak mengadopsi gaya politik rezim Soeharto tersebut.
Sementara itu Dosen Fisipol UGM, Hempri Suyatna mengatakan sebenarnya publik juga menginginkan presentasi visi misi para parpol maupun capres. "Tapi kita masih sering terjebak pada tokoh atau figur dan melupakan karakteristik kepemimpinan yang dibutuhkan bangsa ini ke depan," ujarnya.
Ia juga membahas munculnya isu capres boneka yang ditujukan kepada Gubernur DKI Jakarta itu. Karena itu ia menilai Jokowi seharusnya berani memaparkan visi misinya kepada masyarakat luas.
Sejarawan JJ Rizal mengatakan, kinerja Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta saat ini masih sulit untuk diukur. Masa jabatan mantan Wali Kota Solo itu, kata Rizal, masih dalam tahap proses yang memang belum saatnya bisa dihitung kualitas kinerjanya.
Pria Betawi itu mengatakan, elektabilitas Jokowi yang tinggi harus diimbangi juga dengan pengawasan dan kritik yang membangun. "Sebagai warga Jakarta, saya bertekad selalu memberi kritik dan masukan kepada Jokowi. Itu bentuk cinta saya kepada gubernur," kata Rizal.
Sementara itu politikus PDIP IG Agung Puteri Astrid membantah jika Jokowi belum punya konsep pemerintahan ataupun ideologi di dalam kepalanya. Hanya saja, kata Astrid, alumni Fakultas Kehutanan UGM itu belum menemukan cara yang pas untuk menyampaikannya kepada publik.
"Jokowi bukan orator. Kalau pidato, dia masih kalah ketimbang Jusuf Kalla atau Ganjar Pranowo (Gubernur Jateng, Red)," kata Astrid.
Astrid menambahkan, mengenai politik yang mengutamakan figur, ia mengakui saat ini terjadi reduksi peran parpol dalam percaturan politik di Indonesia. Apalagi pemilihan anggota legislatif dan eksekutif di berbagai tingkat saat ini menggunakan sistem pemilihan langsung. "Tidak mudah mengembalikan supremasi parpol," kata dia. (Tribunjogja.com)
Anda sedang membaca artikel tentang
Masyarakat Tunggu Visi Misi Capres
Dengan url
http://jogyamalioboro.blogspot.com/2014/05/masyarakat-tunggu-visi-misi-capres.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Masyarakat Tunggu Visi Misi Capres
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Masyarakat Tunggu Visi Misi Capres
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar