PERNAH atau sering menerima broadcast message dari teman atau kolega yang memposting produk kecantikan dengan janji bisa membuat wajah kita lebih putih, bersih, sehat, serta bersinar dalam waktu yang singkat ?Beberapa di antaranya hampir pasti menampilkan perbandingan wajah sebelum dan sesudah pemakaian produk yang ditawarkan.
Bila tertarik menjadi konsumen produk tersebut, bijaklah memilih yang sesuai dengan kebutuhan. Artinya, apakah sekedar memiliki wajah lebih putih saja yang kita inginkan dengan mengabaikan efek samping yang bisa ditimbulkan, meski tak semua produk tersebut memiliki efek yang bisa membahayakan kesehatan.
Lebih jauh lagi, jangan-jangan kita hanya terjebak pada dogma kekinian soal definisi kata cantik, yang berujung terinvasi oleh paradigma yang secara tak sadar telah menjerumuskan pemaknaan kata cantik secara fisik adalah orang yang berkulit putih.
Di satu sisi, tak dapat dipungkiri, saat ini, tanpa memandang usia, tua, muda, laki-laki, perempuan, menyadari betapa pentingnya memiliki wajah yang sehat, bebas komedo atau jerawat sehingga lebih percaya diri tampil dalam pergaulan sehari-hari. Kebutuhan ini linier dengan pertumbuhan produk kecantikan atau teknik perawatan wajah yang mudah didapatkan dan ditemui hampir disetiap lingkungan perkotaan.
Pengalaman salah memilih produk kecantikan atau treatment untuk wajah beberapa menimpa seseorang, salah satunya lantaran tak memahami jenis kulit yang dimilikki sehingga justru berefek tidak baik bagi wajah. Bisa jadi tak disadari, produk yang digunakan memang mengandung zat yang berbahaya, semisal merkuri.
Ernesia Sekar adalah salah satu yang memiliki pengalaman pahit ketika berusaha melakukan perawatan wajah. Alih-alih wajahnya bersih dari jerawat, justru timbul banyak jerawat setelah memakai produk tersebut.
"Aku pernah ada pengalaman nggak enak soal perawatan wajah. Gara-gara ikut-ikutan di dunia online ternyata entah karena dapat yang palsu atau memang ngga cocok dengan aku nya, malah timbul jerawat banyak. Sampai aku sempat ngebatalin banyak acara. Karena setiap dilapisi make up, malah jerawatnya semakin membanyak," beber dara yang berkecimpung di dunia dancer ini, Jumat (7/3/2014).
Setelah pengalaman tak mengenakkan tersebut, Ernes lebih memilih datang ke dokter kecantikan untuk melakukan perawatan wajah. Secara berkala antara satu hingga dua bulan sekali, Ernes melakukan perawatan wajah, paling tidak facial.
"Ya sekarang aku lebih memilih ke dokternya langsung, 1-2 bulan sekali paling tidak," ujar mahasiswi Jurusan Mikrobiologi Pertanian UGM ini.
Ditanya soal definisi cantik, menurut pemilik rambut panjang sebahu ini, cantik tidak harus selalu putih. Ernes lebih sepakat pemaknaan cantik berasal dari dalam pribadi seseorang tersebut.
"Ya memang relatif juga, setiap orang beda-beda. Cantik itu nggak harus putih. Lebih keliatan dari auranya cantik itu, laki-laki pasti juga bisa menilai mana yang cantik beneran atau yang karena perawatan. Kalau cantik dari dalam pasti hatinya baik," jelasnya.
Lain halnya dengan Reda Nagara, bicara kata cantik, mahasiswa Jurusan Teknik Pertambangan UPN Yogyakarta ini memaklumi tatkala ada orang yang ingin mempercantik diri dengan terlebih dahulu mereguk rasa sakit seperti yang pernah dilakukannya saat mencoba melakukan facial.
"Aku sendiri pernah mencoba facial, setahun ya dua kali. Sakit sih, tapi memang ada manfaatnya. Karena aku saat itu habis kuliah lapangan jadi biar bersih aja dari komedo. Untuk tampil cantik itu ya luka, asal tahu risikonya aja, ada aksi maka akan ada reaksi," ungkapnya saat ditemui Tribun Jogja belum lama ini disebuah kafe di Jalan Affandi.
Berbeda lagi dengan Nyudi Dwijosusilo, salah satu pegiat dunia modelling di Yogya ini beranggapan, cantik itu yang penting sehat, kulit tidak harus putih, tidak kusam, dan warnanya rata antara muka dan bagian tubuh lainnya.
"Usahakan bagian muka tidak berjerawat, bisa dilakukan perawatan setiap hari dengan cleansing and moisturizing. Untuk perawatan mingguan dengan scrubing, masker dan perawatan bulanan bisa facial," katanya.(Yudha Kristiawan)
Ingin wajah cantik dan sehat? Baca liputan khusus selengkapnya koran Tribun Jogja edisi Minggu (9/3/2014) halaman 9
Skandal Kuliner Terkait :
Bakpia Tidak Asli Merajalela di 7 Titik Penting di Yogya
Anda sedang membaca artikel tentang
Cantik Itu Tak Harus Putih
Dengan url
http://jogyamalioboro.blogspot.com/2014/03/cantik-itu-tak-harus-putih.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Cantik Itu Tak Harus Putih
namun jangan lupa untuk meletakkan link
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar