Puluhan Pedagang Buah Wonosari Terjerat Rentenir

Written By Unknown on Senin, 27 Januari 2014 | 11.22

Laporan Reporter Tribun Jogja, Hari Susmayanti

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Puluhan pedagang buah di jalan Wonosari-Yogya, tepatnya di wilayah Dusun Kerjan, Desa Putat terjerat rentenir. Mudahnya cara mengajukan dan persyaratan, membuat para pedagang lebih memilih meminjam uang kepada rentenir dibandingkan dengan lembaga keuangan resmi atau bank.

Salah satu tokoh masyarakat Dusun Kerjan, Rudjiyo mengatakan, hampir seluruh pedagang buah yang berjualan di sepanjang jalan Wonosari-Yogya yang ada di wilayahnya terjerat hutang kepada rentenir. Mereka terpaksa meminjam uang kepada rentenir karena terdesak kebutuhan baik untuk keperluan usaha maupun kebutuhan sehari-hari.

"Sekarang sudah terlanjur terjerat. Semakin lama semakin menumpuk,"katanya, Minggu(26/1/2014).

Dia menjelaskan, hutang para pedagang ini bervariasi mulai jutaan rupiah hingga puluhan juta rupiah dengan bunga yang cukup tinggi dibandingkan dengan lembaga keuangan resmi atau bank. Hutang para pedagang ini dicicil setiap hari. Dampaknya, keuntungan yang diperoleh dari hasil berjualan sebagian besar digunakan untuk membayar cicilan pinjaman.

"Mereka setiap hari harus mengangsur. Bahkan belum sempat laku, penagih sudah menunggu di warungnya,"urainya.

Dengan kondisi ini, kata Rudjiyo, para pedagang buah yang ada di wilayahnya sulit untuk berkembang. Keuntungan yang diperoleh sebagian besar digunakan untuk membayar hutangnya kepada rentenir. Bahkan ada pedagang yang terpaksa harus menjual tanah untuk membayar hutang karena jumlah pinjamannya terus menumpuk.

Dirinya berharap pemerintah dan semua pihak terkait untuk segera membuat kebijakan yang bisa meringankan para pedagang. Jangan sampai jeratan rentenir ini semakin mencekik leher pada pedagang sehingga berakibat gulung tikar.

"Kondisi ini harus disikapi pemerintah. Kami berharap pemerintah bisa menggelontorkan program kredit lunak tanpa agunan. Kalau tidak ada tindakan, jeratan rentenir ini akan berdampak semakin luas, saat ini mereka (rentenir) sudah merambah ke warung-warung kecil yang ada di dalam kampung,"jelasnya.

Terpisah, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan, Koperasi dan ESDM Gunungkidul, Siwi Iriyani mengakui banyak pelaku usaha kecil yang terjerat dengan rentenir atau sering disebut bank plecit. Ketidaktahuan warga serta kemudahan syarat pinjaman menjadi salah satu faktor penyebab tingginya pelaku usaha kecil yang terjerat rentenir.

"Mereka (rentenir) ini pandai membujuk warga untuk meminjam. Di sisi lain masyarakat sangat membutuhkan uang sehingga lebih memilih untuk meminjam kepada bank plecit. Syaratnya juga mudah, sementara jika meminjam ke bank persyaratannya lebih sulit,"katanya.

Untuk mencegah meluasnya pelaku usaha kecil yang terjerat rentenir, kata Siwi, pihaknya sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai keberadaan koperasi serta program kredit lunak yang banyak dikeluarkan oleh lembaga perbankan. Diharapkan, warga masyarakat bisa memanfaatkan keberadaan koperasi atau program kredit lunak dari perbankan.

"Sekarang sudah banyak koperasi. Warga bisa memanfaatkan koperasi atau perbankan untuk meminjam uang sehingga tidak terjerat mereka(rentenir),"pungkasnya. (TRIBUNJOGJA.COM)


Anda sedang membaca artikel tentang

Puluhan Pedagang Buah Wonosari Terjerat Rentenir

Dengan url

http://jogyamalioboro.blogspot.com/2014/01/puluhan-pedagang-buah-wonosari-terjerat.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Puluhan Pedagang Buah Wonosari Terjerat Rentenir

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Puluhan Pedagang Buah Wonosari Terjerat Rentenir

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger