TRIBUNJOGJA.COM - Israel dan Palestina telah terlibat dalam konflik berkepanjangan selama kurun waktu 50 tahun terakhir. Konflik tersebut disebut-sebut telah mengakibatkan jatuhnya ribuan korban jiwa dari kalangan masyarakat sipil. Kedua belah pihak sama-sama memiliki klaim mengenai wilayah yang menjadi sengketa kedua negara dan juga sama-sama mengklaim tengah membela diri. Ini merupakan masalah kompleks dengan sejumlah masalah pelik di dalamnya, namun sebenarnya ada kesamaan diantara keduanya, yakni mereka terus bersaing untuk memeroleh simpati dunia. Dan media sosial menjadi alat terbaru bagi mereka untuk meraih simpati itu.
Seperti yang diharapkan dari penggunaan media sosial, IDF bisa jadi menggunakan media sosial untuk menjelaskan kepada dunia bahwa mereka masih menghadapi tantangan situasi keamanan yang akut. Sementara disaat bersamaan, ada kejadian lainnya yang mencuri perhatian dunia. Ada pergeseran perhatian dunia dari wilayah timur tengah ke konflik yang terjadi si Suriah, Mesir dan Iran.
"Kami masih memiliki ancaman keamanan. Kami ingin mengingatkan bahwa kami memiliki dua organisasi teroris besar yang mengancam kehidupan kami," kata Leibovich, yang menjadi kepala cabang media interaktif militer Israel.
Sebagaimana dikuitp Tribun Jogja dari CNET.com, untuk menyampaikan pesan itu, IDF telah mengunggah puluhan video ke YouTube untuk menangkap ancaman tersebut. Ada diantaranya yang menayangkan gambar luncuran roket yang berasal dari Jalur Gaza ke wilayah permukiman Israel. Tayangan itu bisa disaksikan dalam video YouTube yang berjudul "What Is It Like to Be Attacked By Rocks?" tayangan itu pun menampilkan adegan sekelompk remaja yang melempari ke orang-orang yang mungkin tidak mereka lihat di jalanan dan memcehkan jendela kaca mobil. Di bagian akhir tayangan video itu terdapat pesan. "Media mempertimbangkan bahwa lemparan batu itu merupakan provokasi yang berbahaya" kemudian diikuti oleh rekaman dari dalam kendaraan yang memperlihatkan kaca yang pecah. "Apakah anda setuju?" pesan itu mengakhiri tayangan video tersebut.
Sejak digelarnya operasi Pillar of Defense Israel, baik itu IDF dan Hamas terus meningkatkan strategi mereka di media sosial. Mereka menyerang satu sama lain dengan cara yang nyaris sama dengan peperangan yang terjadi di medan perang. IDF kini bisa jadi merupakan kekuatan militer yang paling aktif menggunakan media sosial di dunia. Sementara Hamas jauh lebih kecil dan sederhana lantaran mereka kalah jauh dalam hal teknologi.
Brigade Al Qassam yang merupakan sayap militer Hamas, tak bersedia untuk diwawancara mengenai hal itu, sehingga strategi media sosial mereka pun tidak begitu jelas rinciannya. Di masa lalu, kelompok ini dilaporkan telah berhasil membuat halaman di Facebook dan saluran berbagi video di YouTube, tetapi kini diketahui akun itu sudah menghilang. Kini kelompok bersenjata kemudian menggunakan halaman blog yang cukup aktif. Dibawakan dengan menggunakan bahasa Inggris dan juga memanfaatkan secara aktif media sosial Twitter yang memuat informasi secara berkala.(tribunjogja.com/mon)
Anda sedang membaca artikel tentang
Antara Luncuran Roket dan Rebutan Simpati Dunia Lewat Media Sosial
Dengan url
http://jogyamalioboro.blogspot.com/2014/01/antara-luncuran-roket-dan-rebutan.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Antara Luncuran Roket dan Rebutan Simpati Dunia Lewat Media Sosial
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Antara Luncuran Roket dan Rebutan Simpati Dunia Lewat Media Sosial
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar