Selama 2013, 15 Warga Yogya Meninggal Akibat DBD

Written By Unknown on Jumat, 06 Desember 2013 | 11.22

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ekasanti Anugraheni

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) DIY telah menelan 15 korban jiwa selama tahun 2013. Jumlah tersebut naik tajam dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya merenggut dua korban jiwa.

Data Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY menunjukkan, jumlah kasus DBD pada Januari hingga Oktober 2013 mencapai 2.912 kasus. Dari angka tersebut 15 diantaranya meninggal dunia dengan rincian empat orang dari Yogyakarta, delapan orang dari Bantul, dua orang dari Sleman dan satu orang dari Gunungkidul.

Sedangkan pada 2012, jumlah kasus DBD di DIY hanya sepertiganya, yakni sebanyak 931 kasus dengan korban meninggal hanya dua orang dari Kota Yogyakarta.

"Angka DBD tertinggi selalu ada di Bantul dan Kota Yogyakarta, bergantian setiap tahun. Soalnya itu daerah endemik DBD," ucap Kabid Pengendalian Penyakit dan Masalah Kesehatan (P2MK) Dinkes DIY Daryanto Chadorie, Kamis (5/12/2013).

Menurut Daryanto Chadorie, melonjaknya kasus DBD di sepanjang 2013 disebabkan oleh faktor cuaca yang tidak menentu. Ada kalanya cuaca begitu panas, tak berapa lama berganti hujan deras. Pada saat itulah, jentik dan telur nyamuk berkembangbiak. "Cuaca yang tidak menentu alias ekstrem itu membuat pola penyakit menjadi ektrem pula. Biasanya DBD muncul pada bulan-bulan tertentu, pada 2013 ini bisa muncul kapan saja," jelasnya.

Meski demikian, Kepala Dinas Kesehatan DIY Arida Oetami mengimbau agar masyarakay tidak melakukan fogging untuk mengatasi DBD. Fogging hanya efektif untuk membunug nyamuk dewasa dengan masa efektif sekitar 5-6 jam. Setelah itu, telur dan jentik nyamuk akan berkembangbiak kembali dan menyebar ke lingkungan warga.

"Lebih efektif dengan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara rutin, bergotongroyong," tandas Arida, Kamis (5/12/2013).

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) ini bisa dilakukan dengan membersihkan tempat-tempat yang bisa menimbulkan genangan air. Sebab, genangan air itulah yang jadi sarang nyamuk Aides Aigepty. "Jangan dikira genangan air yang bersih itu bebas nyamuk aides aegypty. Justru air jernih itulah yang menjadi habitat perkembangan nyamuk itu," paparnya.

Proses fogging juga tidak bisa serta merta dilakukan karena harus memenuhi beberapa kriteria sesuai standar WHO. Beberapa syarat itu adalah, harus ada sumber penularan DBD. Kemudian, angka bebas jentik dalam radius 10-20 meter dari kasus terjadinya DBD kurang dari 95 persen. Jika kondisinya sudah demikian, Puskesmas akan melakukan Penelitian Epidemologi untuk menentukan apakah fogging boleh dilakukan atau tidak.

"Kami bukannya melarang fogging, tapi tidak merekomendasikan fogging untuk mengatasi DBD," tandasnya. (esa)


Anda sedang membaca artikel tentang

Selama 2013, 15 Warga Yogya Meninggal Akibat DBD

Dengan url

http://jogyamalioboro.blogspot.com/2013/12/selama-2013-15-warga-yogya-meninggal.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Selama 2013, 15 Warga Yogya Meninggal Akibat DBD

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Selama 2013, 15 Warga Yogya Meninggal Akibat DBD

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger