Laporan Reporter Tribun Jogja, Ryantono Puji Santoso
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Yohanes Wahyu Budiono (32) mengalami peristiwa mendebarkan dirumahnya yang berada di Dusun Juwangen, Purwomartani, Kalasan, Sleman Minggu (1/12/2013) kemarin pukul 14.15. Tangan, kakinya diikat dengan rafia, sementara mulutnya diplester menggunakan lakban selama 15 menit diteras lantai dua rumahnya.
Wahyu masih bisa melempar sedikit senyum saat ditemui di Mapolsek Kalasan Senin (2/12/2013) pagi. Ia memperlihatkan pergelangannya yang memerah karena memaksa melepaskan ikatan tali ditangannya. Beberapa saat kemudian ia menceritakan kronologi perampokan di rumahnya.
Menurut penuturannya, saat itu dirinya tengah terlelap tidur di kamarnya yang berada di lantai dua dengan kondisi pintu tidak terkunci. Awalnya ia sudah curiga dengan bunyi aneh "brak brak" dilantai bawah rumahnya. Firasatnya benar, Tiba-tiba ada seorang membawa clurit masuk dan mengatakan
"ini perampokan". Melihat orang berambut gondrong tersebut masuk mata Wahyu terbelalak dan hanya bisa diam ditempat.
Beberapa saat setelah mengatakan niatnya pada Wahyu, perampok tersebut lantas membongkar lemari kamarnya, tidak lama kemudian datang seorang lagi membawa linggis dan berkata "Mana kamar mama" sebanyak tiga kali.
Satu orang lagi datang hanya melirik dari pintu dan menodongkan pistol ke arah Wahyu. Ia mengatakan pistol tersebut berjenis revolver, namun Pria tersebut belum bisa memastikan apakah pistol itu asli atau palsu.
"Kamu kalau macem-macem berani teriak tak tembak kamu," terang Wahyu menirukan.
Setelah diancam menggunakan pistol, Wahyu dalam posisi berlutut dengan tangan menyilang kebelakang hanya terdiam dan menunduk. Tangannya setelah itu diikat dengan tali rafia oleh orang yang membawa linggis tersebut. Orang tersebut dari keterangan Yohanes memiliki ciri-ciri tinggi kurus seperti Hercules di Jakarta.
Setelah tangannya diikat, Wahyu disuruh keluar ke teras lantai dua rumahnya, saat itu posisinya masih berlutut dengan tangan diikat. Lalu kawanan perampok tersebut melakban mulut dan menutup matanya, tidak hanya sampai disitu, Ia disuruh tiarap kemudian kakinya diikat.
Wahyu hanya terdiam menunggu sampai suara bising di rumahnya hilang. Ia melepas ikatan yang melilit tangan dan kakinya sendiri. Ketiga kawanan perampok itu menggasak satug elang emas, satu cincin permata merah, kalung emas dan uang Rp 1 juta. "Ditotal 24 juta," terang Wahyu.
Kapolsek Kalasan, AKP Heli Wijiatno Membenarkan adanya peristiwa tersebut, Perampok masuk melalui pintu depan. Menurut keterangan yang didapatkan pihak kepolisian dari saksi-saksi para perampok membawa mobil avansa merah. Beberapa tetangga mengira mobil tersebut adalah tamu di rumah itu.
Saat itu posisi kedua orang tua Yohanes tidak berada di rumah, mereka sedang pergi ke gereja. Kawanan perampok tersebut datang dengan membawa senjata kemudian mengancam korban. Mereka diduga merusak gembok namun saat polisi mencari gembok tersebut tidak ada disekitar gerbang.
Polisi sampai saat ini masih berusaha melacak dan mengembangkan keterangan yang diberikan saksi-saksi dan pemilik rumah terkait kasus perampokan di rumah Yohanes ini. (Yan)
Anda sedang membaca artikel tentang
"Ini Perampokan!", Wahyu Kemudian Diam Tak Berani Melawan
Dengan url
http://jogyamalioboro.blogspot.com/2013/12/perampokan-wahyu-kemudian-diam-tak.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
"Ini Perampokan!", Wahyu Kemudian Diam Tak Berani Melawan
namun jangan lupa untuk meletakkan link
"Ini Perampokan!", Wahyu Kemudian Diam Tak Berani Melawan
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar