Ribuan Warga Bantul Masih Tinggal di Zona Rawan Longsor

Written By Unknown on Senin, 18 November 2013 | 11.22

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul mencatat ada ribuan warga yang hingga kini masih tinggal atau bermukim di daerah yang masuk kawasan rawan bencana (kategori zona merah) tanah longsor.

Kepala BPBD Bantul, Dwi Daryanto pada Tribun Jogja mengatakan, zona merah tersebut berada di empat kecamatan antaralain Kecamatan Piyungan, Imogiri, Dlingo, Pleret. Dan terdapat dua kecamatan lain yang juga berpotensi terjadinya bencana tanah longsor, yakni Kecamatan Pundong dan Kecamatan Pajangan.

"Kalau yang paling rawan adalah di Desa Sriharjo Kecamatan Imogiri," katanya.

Ia menjelaskan, di daerah-daerah tersebut kontur tanah yang berupa batu dan tanah di perbukitan sangat rawan terjadinya longsor saat ada guyuran hujan lebat. Hal itu diperparah dengan minimnya tanaman dan pepohonan besar yang memiliki akar tunggang.

"Pohon sudah berkurang itulah penyebabnya, padahal itu yang mampu menahan grojogan air. Jenis tanaman yang ada saat ini juga tidak tanaman akar tunggang tapi akar serabut," kata Dwi.

Selain persoalan di atas, lanjut Dwi, masyarakat yang tinggal di perbukitan tidak memerhatikan kondisi tanah saat mendirikan bangunan ataupun tempat tinggal. Harusnya di lokasi tersebut dibuat sistem terasering untuk meminimalisir potensi terjadinya longsor.

"Sebenarnya kalau masyarakat bisa membangun dengan sistem terasering bisa lebih aman, yang terjadi sekarang kan cuma bukti dikepras terus didirikan bangunan," katanya.

Dwi mengungkapkan, dari hasil kajian Badan Geologi Bandung, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), tingkat kerawanan terjadinya bencana baik berupa gempa, tanah longsor, puting beliung, dan bencana alam lainnya, Kabupaten Bantul dalam kategori Sedang-Tinggi.

Terlebih saat memasuki musim penghujan, potensi kerawanan terjadinya bencana tersebut semakin mengancam. Maka diperlukan kesiap siagaan dari berbagai pihak, mulai masyarakat sendiri hingga pemerintah daerah.

"Kita (BPBD Bantul) akan menetapkan status siaga darurat bencana di Minggu ketiga bulan November ini," tandasnya.

Dari mulai penetapan status darurat tersebut, pihaknya bakal mendirikan pos-pos siaga bencana di lima titik rawan bencana. Pos tersebut terhubung langsung ke Pusdalops (Pusat Pengendali Operasi) yang memantau berbagai peristiwa bencana selama 24 jam.

BPBD pun, lanjutnya, saat sudah siap dengan berbagai kemungkinan timbulnya bencana. Baik dari kemampuan peersonel maupun persediaan logistik tanggap bencana.

"Logistik berupa makanan siap saji, selimut, tikar, tenda, dan kebutuhan lain sudah siap dan mencukupi di gudang," katanya.(had)


Anda sedang membaca artikel tentang

Ribuan Warga Bantul Masih Tinggal di Zona Rawan Longsor

Dengan url

http://jogyamalioboro.blogspot.com/2013/11/ribuan-warga-bantul-masih-tinggal-di.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Ribuan Warga Bantul Masih Tinggal di Zona Rawan Longsor

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Ribuan Warga Bantul Masih Tinggal di Zona Rawan Longsor

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger