Laporan Reporter Tribun Jogja, Singgih Wahyu
TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO – Sebanyak 29 titik di wilayah desa Gerbosari, kecamatan Samigaluh berpotensi terjadi tanah longsor pada musim penghujan ini. Dari jumlah tersebut, 12 titik di antaranya berada sangat dekat dengan pemukiman dan mengancam puluhan jiwa warga.
Kepala Desa Gerbosari, Sukardi mengatakan, titik-titik potensi tanah longsor tersebut terdapat di hampir semua wilayah pedukuhan yang ada di desanya. Di sisi utara, titik potensi longsor tersebut tersebar di pedukuhan Keceme, Mengger Malang, dan Kayu Gede.
Di sisi selatan, terdapat di pedukuhan Sarimulyo, Jeruk, Manggis, Pengos A dan B, serta Kemiri Ombo. Sementara, di sisi tengah, titik potensi longsor juga terdapat di pedukuhan Ngorot, Ketaon, serta Slumprit.
"Dari 29 titik ini, 12 titik di antaranya berada di wilayah pemukiman dan berbatasan langsung dnegan pekarangan warga. Ada sekitar 60 jiwa yang rawan terkena longsoran," kata Sukardi di sela acara Uji Standart Operasional Procedure (SOP) Kampung Siaga Bencana bersama Dinas Sosial DIY dan Tim Tagana DIY di lapangan desa setempat, Minggu (10/11).
Pengalaman dari tahun lalu, potensi longsor terbesar ada di wilayah pedukuhan Kayugede. Meski begitu, pihaknya tetap mewaspadai semua titik potensi longsor walaupun lokasinya jauh dari pemukiman. Dijelaskannya, Gerbosari telah dibentuk sebagai Kampung Siaga Bencana (KSB) oleh Kementerian Sosial pada tahun lalu.
Tim KSB ini terdiri atas 90 personil perwakilan dari 19 pedukuhan yang ada dan disusun dalam beberapa bidang kerja penanganan bencana alam. Sukardi mengatakan, pihak desa bersama KSB tersebut sudah membuat peta rawan bencana di wilayahnya yang musti diwaspadai. Termasuk juga rekahan-rekahan tanah di beberapa tebing yang muncul belakangan ini.
"KSB sudah mengantisipasi munculnya rekahan tanah baru. Dari situ, bisa dilakukan langkah-langkah tertentu untuk meminimalisir kerusakan. Misalnya rekayasa aliran air sehingga tidak membuat rekahan itu jadi semakin besar," imbuhnya.
Kasi Bantuan Sosial Korban Bencana, Dinas Sosial DIY, Sigit Alifianto mengatakan bahwa Uji SOP dimaksudkan untuk mengevaluasi kesiapan KSB dalam penanganan bencana. Sebelumnya, sudah dilakukan pemetaan wilayah serta penyusunan direktori, SOP, need assasment, serta penyusunan rencana tindak.
KSB menurutnya dibentuk di wilayah rawan bencana untuk mempercepat penanggulangan bencana. Selain di Kulonprogo, KSB juga terdapat di wilayah-wilayah bencana di kabupaten/kota lainnya di DIY. Sifat KSB menurutnya lebih mandiri dan bisa memanfaatkan kearifan lokal dalam tindakannya. Misalnya dalam pengadaan logistik kebencanaan, peralatan pengungsian dan dapur umum.
"KSB ini sifatnya penanganan bencana berbasis komunitas masyarakat setempat. Mereka bisa bertindak secara mandiri dalam kegiatan penanggulangan, mulai dari prabencana, mitigasi, tanggap darurat dan lainnya," urainya.
Dalam praktiknya, KSB ini bisa mengcover kegiatan tanggap bencana di wilayah-wilayah desa dan kecamatan lain di dekatnya untuk mempercepat penanganan. Selain Gerbosari, desa lain yang juga ditetapkan menjadi KSB adalah Banjaroya, kecamatan Kalibawang.
"Gerbosari dan Banjaroya berada di wilayah tengah-tengah untuk sisi utara Kulonprogo. Lokasinya setrategs untuk menjangkau wilayah lain di dekatnya. Karena itu, dua desa itu dipilih jadi KSB," kata dia.
Terkait potensi bencana, pihaknya mengindikasi beberapa wilayah kecamatan di Kulonprogo berpotensi terjadi tanah longsor. Yakni, kecamatan Kokap, Kalibawang, Girimulyo, Samigaluh, dan Pengasih. Sementara, untuk kawasan rawan bencana banjir antara lain kecamatan Lendah dan Temon.(*)
Anda sedang membaca artikel tentang
Ada 29 Titik Rawan Longsor di Gerbosari
Dengan url
http://jogyamalioboro.blogspot.com/2013/11/ada-29-titik-rawan-longsor-di-gerbosari.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Ada 29 Titik Rawan Longsor di Gerbosari
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Ada 29 Titik Rawan Longsor di Gerbosari
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar