Laporan Reporter Tribun Jogja, M Nur Huda
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Ratusan proposal permohonan bantuan dana dari masyarakat di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bantul menumpuk. Hal ini menyusul tidak disetujuinya dana hibah dan bantuan sosial (bansos) dalam APBD Perubahan 2013 oleh DPRD.
Kepala Disbudpar Bantul, Bambang Legowo mengungkapkan, setidaknya ada 412 proposal dari masyarakat untuk peningkatan kelompok-kelompok kesenian. Beragam proposal telah masuk mulai dari bantuan seragam jathilan hingga bantuan gamelan. Proposal tersebut nilai total mencapai Rp 1,9 miliar, dengan permohonan bantuan terbesar Rp 60 juta dan terkecil Rp 1 juta.
"Kelompok-kelompok kesenian di Bantul cukup banyak. Mulai dari kelompok seni hadroh hingga gamelan," ungkap Bambang, Senin (7/10/2013).
Dengan tidak disertakannya hibah bansos dalam APBD Perubahan, lanjutnya, Disbudpar tidak bisa mengabulkan permohonan bantuan tersebut. Meski menyayangkan, namun Bambang mengaku tidak bisa berbuat banyak karena hal itu merupakan keputusan politik.
Warga Desa Bangunjiwo, Kasihan, Budi, yang biasa memfasilitasi pengajuan proposal warga ke dewan maupun Pemkab, juga mengaku kecewa dengan dihapuskannya anggaran tersebut. Banyaknya masyarakat yang mengajukan proposal permintaan bantuan, juga tidak lepas dari janji-janji calon anggota legislatif yang berasal dari anggota dewan.
"Warga sudah dijanjikan oleh sejumlah anggota dewan yang berkunjung ke kampungnya, bahwa dana bantuan akan cair tahun ini. Hampir semua anggota dewan turun ke masyarakat menawarkan adanya bantuan, terus warga diminta membuat proposal. Kalau enggak cair gimana?" ungkap Budi.
Sementara itu, Anggota Badan Anggaran (Banggar) yang juga Ketua Fraksi Partai Golongan Karya, Agus Subagyo menuturkan, secara prinsip penetapan APBD-P telah memenuhi keinginan sebagian besar warga Bantul supaya program pembangunan dan pelayanan dari Pemkab terus berjalan.
Proposal tersebut, sebagai wujud aspirasi dan partisipasi warga dalam pembangunan Bantul. Sehingga layak untuk diperhitungkan realisasinya dengan anggaran yang logis.
Agus menyesalkan keputusan yang diambil pada penetapan APBD-P. Keputusan tersebut dianggap keputusan ekstrim karena tidak mengakomodir aspirasi rakyat.
"Harusnya, kalau dana hibah-bansos sudah ada yang diterimakan tahun ini maka 2014 beban akan berkurang," kata Agus.
Kepala Desa, Dlingo, Kecamatan Dlingo, Bahrun Widoyo mengatakan, setidaknya ada lebih dari 200 proposal yang diajukan warga sejak Januari-Agustus lalu. Warga mengajukan proposal setelah sejumlah anggota dewan yang juga caleg 2014 dari Daerah Pemilihan (Dapil) Dlingo, datang dan menyosialisasikan adanya bantuan tersebut yang dapat dimanfaatkan masyarakat.
"Kecewa itu pasti karena anggaran yang dijanjikan anggota dewan tahun ini batal cair. Tetapi pemerintah desa tak akan menginformasikan kabar buruk tersebut ke masyarakat. Biar anggota dewan saja yang mengabarkan, karena mereka yang selama ini menjanjikan pencairan bantuan," tandasnya.(had)
Anda sedang membaca artikel tentang
Dana Hibah dan Bansos Bantul Dihapus, Ratusan Proposal Gagal Cair
Dengan url
http://jogyamalioboro.blogspot.com/2013/10/dana-hibah-dan-bansos-bantul-dihapus.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Dana Hibah dan Bansos Bantul Dihapus, Ratusan Proposal Gagal Cair
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Dana Hibah dan Bansos Bantul Dihapus, Ratusan Proposal Gagal Cair
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar