"Saya langsung lemas dan pingin semaput (pingsan). Saya jengkel sekaligus marah bagaimana bisa tahanan kabur padahal seluruh pintu sel masih terkunci," kata Sapari kepada Tribun Jateng (Tribunnews.com Network). Sapari memastikan, polisi tidak menemukan tanda-tanda kerusakan di dalam ruang tahanan.
"Saya tanya ke Aiptu Imam, katanya kunci sel utama masih dibawa. Sementara saya melihat pintu sel juga terkunci, saya tidak tahu bagaiamana tahanan itu bisa kabur," ujar Sapari.
Kejengkelan Sapari makin memuncak karena ia hanya mendapati Aiptu Imam dan Bripka Muhamad Burghonuddin yang sedang bertugas. Padahal, semestinya petugas jaga pada malam itu ada lima orang. Tiga lainnya, Briptu Dwi Haryadi, Briptu Didik Sugianto, dan Bripda Totok Budiono, tidak di tempat tugas.
Sapari saat itu juga meminta seluruh penghuni tahanan untuk ke luar dari kamar sel. Para tahanan dibariskan dan diminta berhitung. Saat itu jumlahnya 38 orang tahanan bukan 39 orang seperti dalam data, artinya berkurang satu orang.
"Saya minta berhitung jumlahnya 38 orang, saya masih tidak percaya hingga saya minta berhitung lagi sampai tiga kali. Namun, jumlahnya tetap 38 orang," kata Sapari yang terlihat masih lunglai.
Tahanan yang kabur itu belakangan diketahui bernama Eko Karmianto (30), warga Bumi Wanamukti, Sambiroto, Tembalang. Eko merupakan sopir truk yang ditahan atas kasus pencabulan yang ditangkap oleh Unit Reskrim Polrestabes Semarang pada 28 Juni lalu.
Penulusuran Tribun Jateng, Eko menghuni tahanan di kamar sel nomor 1. Ia dipercaya sebagai tamping atau tahanan pendamping. Tugasnya membantu polisi mengatur tahanan lainnya.
Beberapa jam sebelum kabur, tepatnya Minggu (18/8/2013) sekitar pukul 22.30 WIB, Eko masih meminta seluruh tahanan masuk ke kamar selnya masing-masing. Eko kemudian mengunci kamar sel para tahanan dan memberikan kunci kepada Aiptu Imam.
Akan tetapi, Eko yang menghuni kamar sel nomor 1 sendirian itu masih berada di luar kamar meskipun masih di lingkungan kompleks tahanan. Kamar sel Eko tidak terkunci. Sekitar pukul 00.00, Eko masih terlihat membantu tahanan lain mengantarkan barang ke salah satu kamar sel.
Kaburnya Eko justru kali pertama diketahui oleh Gunawan Widisantoso, seorang tahanan penghuni kamar sel nomor 3. Saat itu, Gunawan yang tidak melihat Eko lantas melapor kepada Aiptu Imam.
"Dua hari lalu, Eko sempat curhat kalau ingin kabur dari sini," kata seorang tahanan.
Seorang polisi menyebutkan Eko memiliki kunci duplikat sehingga bisa kabur saat penjaga tertidur. Sementara versi lain menyebutkan, Eko berhasil menguasai kunci sel setelah mencurinya dari pinggang polisi penjaga yang sedang tertidur di dekat sel.
Eko diperkirakan kabur antara pukul 02.00 - 05.00. Kaburnya tahanan dari sel Mapolrestabes Semarang pada hari sama ketika Kapolda Jateng Irjen Dwi Priyatno, dan Kapolrestabes Semarang Kombes Elan Subilan sedang melakukan sidak di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kedungpane Semarang, Senin (19/8/2013).
Di Kedungpane, Kapolda dan Kapolrestabes ingin memastikan tidak ada napi kabur, menyusul kerusuhan di Lapas Labuhan Ruku, Sumatera Utara yang menyebabkan puluhan napi kabur. (*)
Anda sedang membaca artikel tentang
Tahanan Kabur, Polisi Lemas
Dengan url
http://jogyamalioboro.blogspot.com/2013/08/tahanan-kabur-polisi-lemas.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Tahanan Kabur, Polisi Lemas
namun jangan lupa untuk meletakkan link
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar