Berburu Kuliner Lawas di Pasar Kangen Yogyakarta

Written By Unknown on Kamis, 20 Juni 2013 | 11.22

TRIBUNJOGJA/HENDRA KRISDIANTOPengunjung menyerbu penganan tradisional di Pasar Kangen.

LAPAK-lapak sederhana beratapkan bambu mulai ditata berderet di halaman Taman Budaya Yogyakarta, Rabu (19/6) sore. Di beberapa sudut, dipasang hiasan wayang, patung karya seniman Yogya serta pernak-pernik etnik yang menghiasi setiap lapak bambu sederhana itu.

Meski hujan deras sempat mengguyur puluhan lapak bambu yang berderet, namun pengunjung dan para juragan kuliner nampak enggan meninggalkan halaman Taman Budaya Yogyakarta yang kini disulap menjadi Pasar Kangen Yogyakarta. Di pasar ini, wisatawan dan warga bisa berburu berbagai kuliner lawas khas Yogyakarta mulai Rabu (19/6) hingga Senin (24/6).

Aroma nasi bakar dan sate koyor sesaat semerbak menggoda lidah para pengunjung. Belum lagi sajian oseng-oseng bledhek, brongkos, wedang uwuh, tiwul maupun jajanan-jajanan pasar lainnya. Sesaat setelah pasar dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Kebudayaan DIY, GBPH Yudhaningrat, puluhan sajian kuliner itu langsung diserbu warga dan sejumlah turis asing yang hadir.

Tak kurang dari 43 stand kuliner siap memanjakan lidah para pengunjung dengan sajian-sajian kuliner lawas yang jarang dijumpai di pusat-pusat perbelanjaan modern.

Tak hanya kuliner-kuliner khas Yogya, pengunjung juga bisa berburu pernak-pernik unik karya masyarakat dan seniman-seniman Yogya. Ada sekitar 41 stand pernak-pernik yang memamerkan dan menjual berbagai aksesoris unik, barang-barang antik dan buku-buku lawas. Salah satu pernak-pernik yang tidak boleh dilewatkan yakni Wayang Karton besutan seniman lokal Tertib Suratmo (73).

Sekilas, wayang karya Tertib terlihat seperti wayang kulit yang biasa dijumpai di pementasan wayang tradisional. Tokoh-tokoh Arjuna, Werkudara maupun tokoh pewayangan lain terlihat berderet rapi pada sebuah meja kayu besar yang disiapkan.

"Bedanya, wayang ini terbuat dari bahan kertas karton yang ditatah dan disunggih seperti wayang kulit asli," ucap pria berkacamata yang sempat belajar teater bersama WS Rendra beberapa tahun silam.

Lantaran menggunakan bahan kertas karton, harga yang ditawarkan juga lebih terjangkau. Jika biasanya, Anda harus merogoh kocek cukup dalam untuk satu koleksi wayang kulit, kali ini Anda cukup merogoh puluhan ribu rupiah untuk mengoleksi karya tradisional khas Yogyakarta itu.

"Melalui Pasar Kangen ini, saya bisa menyalurkan hobi saya menciptakan wayang sekaligus melestarikan budaya Yogya. Kalau ada yang mau belajar membuat wayang, saya siap mengajari," imbuh Tertib.

Tertib mengaku sudah mengikuti pameran di Pasar Kangen ini sejak 2010. Sedangkan gelaran Pasar Kangen memang sudah diselenggarakan sejak 2008. "Pada gelaran yang kelima kalinya ini, diharapkan Pasar Kangen ini mampu menjadi ajang bagi seniman Yogya untuk berkiprah dan berkarya nyata bagi Yogyakarta," ucap GBPH Yudhaningrat yang hadir membuka Pasar Kangen dan menandatangani sebuah patung wajah karya seniman lokal.

Lelah berbelanja kuliner dan pernak-pernik unik, pengunjung juga bisa menyaksikan berbagai pertunjukan seni yang digelar setiap harinya, antara lain Ketoprak, pentas teater dan tari tradisional. (Ekasanti Anugraheni)


Anda sedang membaca artikel tentang

Berburu Kuliner Lawas di Pasar Kangen Yogyakarta

Dengan url

http://jogyamalioboro.blogspot.com/2013/06/berburu-kuliner-lawas-di-pasar-kangen.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Berburu Kuliner Lawas di Pasar Kangen Yogyakarta

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Berburu Kuliner Lawas di Pasar Kangen Yogyakarta

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger