Laporan Reporter Tribun Jogja, Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN
- Gerakan Masyarakat Damai Nusantara Yogyakarta, menggelar acara sarasehan bertema kebersamaan dalam keberagaman di balai desa Tambakbayan, Caturtunggal, Depok, Sleman pada Sabtu (30/03/2013) pagi. Acara yang dihadiri Muspika Kecamatan Depok serta perwakilan mahasiswa dari Belu, Wamena, Sorong serta mahasiswa pendatang lainnya ini merupakan tindak lanjut dari upaya menumbuhkan kedamaian di Bumi Mataram."Yogyakarta memiliki sejarah dimana budaya dan adat istiadat dari berbagai daerah berakulturasi dan hidup harmonis di Yogyakarta yang merupakan Indonesia mini," jelas KH Abdul Muhaimin dari Forum Persaudaraan Umat Beragama (FPUB) DIY.
Pertemuan serupa, sebenarnya sudah pernah dilaksanakan pada 6 Januari 2013 lalu. Sarasehan ini pun merupakan rangkaian dengan tujuan yang sama yakni untuk mengokohkan Yogyakarta sebagai rumah bersama. Jika terjadi gejolak sosial, hal itu merupakan dampak dari adanya kevakuman di berbagai bidang kehidupan bangsa secara struktural dan hukum tidak berjalan. "Pendekatannya harus secara nilai-nilai kebudayaan," imbuhnya.
Hal itu, tambah Muhaimin, menandakan bahwa Yogyakarta sangat terbuka bagi siapapun. Serta mampu mengakomodasi dan memberikan ruang bagi semua etnis di tanah air. "Asalkan para tamu ini juga mampu memberikan kontribusi positif dan memiliki komitmen bersama untuk menciptakan kebersamaan," jelasnya.(*)
Anda sedang membaca artikel tentang
Yogyakarta Miliki Sejarah Harmonisasi dalam Keberagaman
Dengan url
http://jogyamalioboro.blogspot.com/2013/03/yogyakarta-miliki-sejarah-harmonisasi.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Yogyakarta Miliki Sejarah Harmonisasi dalam Keberagaman
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Yogyakarta Miliki Sejarah Harmonisasi dalam Keberagaman
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar