TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN
- Misiyem (45), istri Suparman (50), ditemukan meninggal dunia. Pasangan tersebut memiliki 12 anak. Mereka gelandangan yang sudah tinggal di Pasar Klaten selama 10 tahun.Kematian Misiyem pun mengundang perhatian warga serta pedagang Pasar Klaten.
"Istri saya meninggal tadi pagi, sekitar pukul 06.30 WIB. Ia sakit sejak beberapa hari ini. Kakinya bengkak, tapi tidak saya obatkan ke rumah sakit. Tidak ada biaya," kata Suparman, Jumat (16/11/2012).
Pria yang tangan kirinya memakai beberapa gelang berwarna perak itu mengaku tidak memiliki rumah. Rumah yang dulu ia tempati sudah menjadi hak milik adiknya.
Dan selama hidup sebagai gelandangan, Suparman berprofesi sebagai tukang sapu.
"Saya asli Klaten, warga Slokekan, dekat Toko Laris," imbuhnya.
Selama ini, warga dan pedagang pasar mengenalnya sebagai peminta-minta. Delapan anaknya juga bekerja sebagai peminta-minta di pasar itu.
Uang yang didapat, disetorkan kepada Suparman. Sementara empat anak lainnya, memutuskan pergi merantau.
"Yang menjadi masalah, uang dari anaknya hasil meminta-minta disetorkan ke Suparman dan digunakan untuk menyewa PSK (pekerja seks komersial, Red). Ia bahkan kerap memarahi almarhum istrinya," ucap salah satu pedagang Pasar Klaten yang enggan disebut namanya.
Karena itu, mengetahui Misiyem meninggal, warga dan pedagang Pasar Klaten melakukan iuran untuk biaya pemakaman. Namun, hingga berita ini diturunkan, kejadian itu belum dilaporkan ke polisi.
(Tribunjogja.com)
Penulis : Obed Doni Ardiyanto || Editor : Igt Sigit Widya Purna N
Anda sedang membaca artikel tentang
Gelandangan 12 Anak Meninggal di Pasar Klaten
Dengan url
http://jogyamalioboro.blogspot.com/2012/11/gelandangan-12-anak-meninggal-di-pasar.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Gelandangan 12 Anak Meninggal di Pasar Klaten
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Gelandangan 12 Anak Meninggal di Pasar Klaten
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar